|

Kabut Asap Kepung Sumut, Gubernur: Bentuk Posko Bagikan Masker


INILAHMEDAN - Medan: Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi meminta pemerintah kabupaten dan kota membentuk posko kesehatan karena kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai menyelimuti Sumut sejak beberapa hari terakhir.

“Selain membentuk posko kesehatan, juga  membagikan masker kepada masyarakat yang terdampak,” tegas Edy Rahmayadi saat memimpin rapat koordinasi Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan, di kantor Gubernur Sumut Jalan imam Bonjol, Medan, Jumat (20/09/2019).

Rapat dihadiri Pangdam I/BB Mayjen TNI MS Fadhilah, Wakapolda Sumut Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, mewakili unsur Forkopimda lainnya, bupati/wali kota se-Sumut, BPBD Sumut dan kabupaten/kota, serta kalangan pengusaha.

Hujan yang turun beberapa hari terakhir, kata Edy, menjadi penyelamat sehingga dampak kabut asap tidak begitu parah. 

"Memang dampak  yang kita rasakan kecil, karena kita diselamatkan hujan. Sumatera Utara sedang sering hujan, kalau tidak kita bisa jadi penyumbang asap. Saya pernah meninjau langsung lokasi kebakaran hutan, hanya 10 menit saja tidak tahan. Bayangkan betapa menderitanya warga yang merasakan berhari-hari," terang Edy.

Untuk penanggulangan Karhutla, Gubernur juga mengingatkan pentingnya kerja sama antara TNI, Polri dan pemerintah untuk memantau hotspot (titik api) di lapangan dan senantiasa mempedomani instruksi Presiden Nomor 11 tahun 2015 tentang peningkatan pengendalian Karhutla dan Peraturan Perundang-undangan terkait pengendalian Karhutla. 

"Saya harap dengan rapat yang terbatas ini bisa mencegah meluasnya kebakaran hutan," tegas Edy yang juga Dansatgas Karhutla.

Kepada pihak berwajib, Edy berpesan agar segera mencari dan mendapatkan pelaku. "Kepada Polisi saya sudah minta untuk segera mencari dan mendapatkan para pelaku pembakaran hutan. Kita akan lakukan tindakan tegas. Kalau itu perusahaan, izinnya kita cabut," katanya.

Para pengusaha yang hadir juga diminta turut andil dalam menjaga hutan. 

"Saya tidak mau berburuk sangka, kepada pengusaha tolong bantu dan ikut jagalah hutan kita. Saya tak mau menuduh, yang saya inginkan bapak-bapak berpartisipasi untuk mencegah ini. Karena kebanyakan kebakaran hutan terjadi didekat usaha bapak," tegas Edy.

Edy juga meminta para bupati/wali kota mengaktifkan Satgas Karhutla dan melibatkan masyarakat secara intensif. 

"Kepala daerah harus siaga penanggulangan Karhutla di wilayahnya. Dalam keadaan mendesak atau darurat, kepala daerah dapat menggunakan belanja tidak terduga untuk memenuhi kebutuhan daerah atau masyarakat. Serta mendukung penegakan hukum terhadap pelaku Karhutla," katanya.

Pangdam I/BB Mayjen TNI MS Fadhilah menyampaikan, terjadinya Karhutla 95 persen karena ulah manusia. 

"Kebakaran hutan ini 95 persen karena ulah manusia. Ada yang tingkatnya kecil hingga tingkat korporasi. Motivasinya pun beragam.  Ada motivasi karena tuntutan ekonomi, ada juga yang termotivasi melakukan Karhutla karena urusan politik. Untuk itu semua berpikirlah untuk melakukan terbaik. Kita cinta Sumut, kita hidup di sini, mari kita jaga hutan kita. Mari kita bergandengan tangan selamatkan bumi kita dan anak anak kita, karena yang menjadi korban adalah generasi penerus bangsa," ujarnya.

Sementara itu, Wakapolda Sumut Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto menyampaikan, untuk wilayah Sumut ada tiga daerah yang rawan Karhutla dan perlu diwaspadai. Yakni Mandailing Natal, Labuhanbatu Selatan, dan Taman Nasional Gunung Leuser. 

"Saat musim kemarau, tiga lokasi tersebut rawan terjadi Karhutla, namun Taman Nasional Gunung Leuser yang berada di dekat Bahorok bisa diatasi karena sering terjadi hujan," katanya. (imc/bsk)
Komentar

Berita Terkini