|

Tren Pohon Tumbang di Medan, Husni: Itu Kemauan Alam

Pohon tumbang di kawasan Kota Medan

INILAHMEDAN - Medan: Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Medan HM Husni mengkonfrontir tuduhan miring yang dialamatkan kepadanya soal pohon tumbang di sejumlah kawasan Kota Medan. Menurut Husni, peristiwa itu di luar kendali pihaknya. Anomali cuaca yang sering terjadi akhir-akhir ini menjadi penyebab rentetan musibah itu (pohon tumbang).

"Namanya faktor cuaca yang lagi ekstrim. Siapa pun tidak bisa mengendalikan kemauan alam," kilah Husni ketika dikonfirmasi wartawan, Selasa malam (23/07/2019).

Begitu pun, kata dia, bukan berarti dinas yang dipimpinnya hendak melepas tanggung jawab. Justeru sebaliknya, selama ini pihaknya secara rutin terus melakukan pemangkasan pohon tua di beberapa ruas jalan di Kota Medan agar angin dan hujan tidak sampai membuat pohon itu tumbang.

Sayangnya, cuaca ekstrim terus berlangsung di beberapa wilayah Sumatera Utara, termasuk Medan. Hujan deras disertai angin kencang hampir terjadi setiap hari. Akibatnya, pohon-pohon yang belum sempat dipangkas tak mampu menahan terpaan angin kencang dan tumbang.

"Kebetulan saat pohon tumbang di Jalan Imam Bonjol simpang Sudirman Medan hari Jumat lalu menimpa pengendara sepeda motor. Tidak ada human error dalam peristiwa tersebut. Semua karena faktor alam dan kita tidak bisa mencegahnya," ujar Husni.

Ke depan, ujar Husni, pihaknya berupaya lebih keras untuk melakukan pemangkasan terhadap pohon-pohon tua yang ada di Kota Medan agar tidak roboh jika terjadi hujan dan angin kencang.

Sementara itu pemerhati lingkungan Zulhendra sependapat dengan Husni. Menurutnya, tidak ada yang bisa mencegah kehendak alam. Namun sebagai upaya antisipasi paling efektif untuk mencegah hal serupa terjadi adalah peremajaan pohon-pohon di pinggir jalan Kota Medan.

Alasannya, ujar Zulhendra, sebagian besar pohon-pohon yang ada di pinggir jalan sudah berusia puluhan tahun. Bahkan ada yang berusia seratusan tahun. "Jadi wajar jika tak lagi mampu menahan terpaan angin kencang dan hujan deras," ujarnya.

Meski akan mengganggu nilai estetika, karena Kota Medan akan terlihat gersang pasca penebangan, tapi upaya itu masih lebih baik jika pohon-pohon itu dipertahankan.

"Saat ini pohon-pohon besar di pinggir jalan Kota Medan memang menambah keindahan dan membuat terlihat asri dan hijau. Tapi kita tentu tak ingin menanggung risiko musibah sama terjadi lagi," ujar pria yang akrab disapa Zul ini.

Zul juga mengingatkan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan harus lebih selektif dalam pemilihan pohon untuk penghijauan. Di ruang terbuka dan publik, hendaknya ditanam pohon keras dan kuat serta memiliki daya tahan dari terpaan angin kencang seperti mahoni maupun trembesi.

"Terutama trembesi karena sudah teruji seperti di Lapangan Merdeka Medan. Meski usianya sudah seratusan tahun, namun lebih kuat," ujar pria yang memiliki pengalaman pemetaan kawasan hutan dan perkebunan ini.

Untuk di kawasan pemukiman penduduk, pria ini menyarankan ditanami pohon yang memberi manfaat, seperti pohon buah-buahan.
"Sehingga selain membuat wajah Kota Medan asri, indah dan sejuk, ada manfaat yang bisa dipetik masyarakat dari pohon tersebut," sarannya.

Lebih dari itu, Zul juga menyarankan, agar DKP Kota Medan menyertakan ahli botani dalam program penghijauan. Sehingga kondisi pohon-pohon yang ada di Kota Medan bisa terawasi, baik usia maupun ketahanannya. (imc/bsk)

Komentar

Berita Terkini