|

Badan Karantina Indonesia Pantau Pergerakan Komoditas di Sibolga

Kepala Badan Karantina Indonesia (Kabarantin), Sahat M Panggabean. (foto: riz) 

INILAHMEDAN - Sibolga: Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023-2024, Badan Karantina Indonesia melakukan rapat koodinasi lalu lintas media pembawa hewan ikan tumbuhan di wilayah Kota Sibolga menuju Kepulauan Nias, Sumatera Utara.

Kepala Badan Karantina Indonesia (Kabarantin), Sahat M Panggabean menyampaikan terkait dengan monitoring pergerakan komoditas selama musim Natal dan Tahun Baru (Nataru) pihaknya memastikan pergerakan komoditas atau logistik dari Kota Sibolga menuju Pulau Nias berjalan baik terutama komoditas yang wajib periksa karantina.

“Kita melihat bahwa selama ini ada kurang komunikasi di lapangan sehingga, menyebabkan adanya media pembawa (hewan ikan tumbuhan) yang masuk ke Pulau Nias dengan dokumen yang kurang lengkap. Nah, ini kita minta supaya semua institusi di pelabuhan berkordinasi dengan baik agar masing-masing bekerja sesuai dengan regulasinya dan juga mempunyai aturan dokumen yang harus diperlukan,” katanya kepada wartawan di Hotel Pia Pandan, Kabupaten Tapteng, Kamis (21/12/2023).

Sahat juga mengimbau, Kementerian, Lembaga, serta Institusi di pelabuhan untuk saling mengingatkan satu sama lain agar media pembawa hewan ikan tumbuhan harus mempunyai dokumen lengkap supaya komoditas yang dikirim ke Pulau Nias aman dari hama penyakit.

“Sehingga nantinya komoditas yang dikirim ke Pulau Nias sudah bisa digunakan sesuai dengan kebutuhannya dan itu memang kita jamin sehat dan tidak mengandung atau membawa hama penyakit,” jelasnya.

Staf Ahli Bidang Manajemen Konektivitas, Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia itu juga meminta pelaku usaha agar melihat upaya pemerintah yang selama ini sudah berjalan dengan baik dan sudah kompak.

“Makanya kita minta pelaku usaha juga melihat itu sehingga kita sama-sama pemerintah dan pelaku usaha menjadi satu tim agar kegiatan ekonomi tersebut bisa berjalan dengan baik, baik di komuditas asalnya maupun di Kepulauan Nias di tempat barang itu diterima,” katanya.

Dia menjelaskan bahwa di era digital saat ini, pihaknya sedang menyusun layanan dan mempersiapkan secara digital sehingga semua syarat-syarat ataupun dokumen-dokumen bisa dikirimkan secara online.

“Nah, itulah sebenarnya yang diminta pelaku usaha dan itulah sedang kita siapkan. Kemudian kita juga minta Kota Sibolga menjadi salah satu contoh kelengkapan dokumen secara online untuk pergerakan barang antar wilayah antar satu pulau ke pulau lainnya,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia Wisnu Wasisa Putera mengatakan untuk pengiriman hewan ternak seperti babi pihaknya masih melakukan mitigasi untuk pengambilan sampling.

“Terkait dengan lokasi di daerah tertentu bila mana ada wabah yang meningkat maka kita akan lakukan pengambilan sampel 100%. Ini yang kita lakukan, kemudian kita juga sudah menetapkan untuk pengambilan sampel dengan prevalensi 10% dengan metode detektisis untuk mendeteksi, jadi kita sudah ada hitungannya,” bebernya.

Pasalnya, untuk setiap jumlah hewan yang akan dikirimkan, pihaknya akan melakukan pengambilan sampel African Swine Fever (ASF) guna menjamin jumlah populasi yang dikirim dengan pengambilan sampel sampling untuk menjamin tidak adanya virus ASF pada satu populasi.

“Karena kami juga ingin membuat kemudahan bagi pengguna jasa dari segi saintifik itu masih bisa diterima dan tidak memberatkan dari biaya laboratorium,” katanya. (imc/riz)

Komentar

Berita Terkini