|

Belum Ada Pengganti, Kadinkes Sumut Agustama Dinonjobkan, Ini Kata Pengamat Kesehatan

Pengamat Kesehatan Sumut Destanul Aulia

INILAHMEDAN - Medan: Dinas Kesehatan merupakan organisasi perangkat dearah yang membantu pemerintah dalam urusan kesehatan. Dinas kesehatan mempunyai fungsi antara lain perumusan kebijakan, koordinasi dan pengendalian sistem kesehatan.

Hal ini dikatakan Pengamat Kesehatan Sumut Destanul Aulia, Rabu (08/05/2019), menyusul dinonjobkannya Agustama dari Kepala Dinas Kesehatan (Kandinkes) Sumut oleh Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan belum ada pejabat pengganti (defenitif).

"Padahal fungsi strategis ini harus berjalan, karena berhubungan dengan pengaturan dan bagaimana menyehatkan masyarakat," ujarnya.

Menurutnya, kepala dinas kesehatan dinonjobkan dan sampai saat ini belum ada yang definitif dapat menimbulkan fungsi strategis yang dimaksud akan terbengkalai dan menunjukkan tidak pahamnya pemerintah daerah dalam memberikan prioritas di setiap bidangnya.

Diakui Destanul, urusan pengantian jabatan adalah hal yang biasa dilakukan untuk peningkatan pengalaman pegawai dan percepatan kinerja pelayanan dalam bidangnya masing-masing. Tapi setidaknya sudah diatur sedemikian rupa sehingga dalam proses pergantian sudah ada pengantinya.

"Karena pergantian ini mengandung pesan moral bagi pegawai dan staf lainnya. Jangan terjadi moral hazard atau demotivasi bagi yang lainnya. Selain itu, proses pergantian ini harus transparansi dan sesuai dengan aturan yang berlaku," katanya.

Dia juga menduga sejumlah eselon II yang dinonjobkan pada waktu tertentu sebelum masa akhirnya menunjukkan ada yang salah dalam kinerja pelayanannya, sehingga dilakukan evaluasi oleh pimpinannya. Kondisi ini memberikan pesan bahwa siapa saja yang tidak memberikan pelayanan yang terbaik sewaktu-waktu dapat dinonjobkan.

"Apalagi gubernur kita ini berdarah militer. Jadi prinsip kedisiplinan menjadi hal yang utama. Mungkin ini gaya kepemimpinan yang sudah biasa dilakukan di organisasi yang penuh kedisiplinan. Dan ini sah-sah saja berlaku di lingkungan kesehatan, karena urusan kesehatan juga merupakan urusan yang beresiko tinggi seperti kondisi seseorang yang akan dioperasi, maka pilihannya hidup atau mati," katanya.

Lanjutnya, kedisiplinan yang dimaksud tentunya dalam segala aspek seperti pencapaian kinerja, target pelayanan dan lainnya.

"Karena mereka yakin yang berprestasilah pasti akan menjadi pemimpin berikutnya. Satu sisi dalam hal regenerasi kepemimpinan atau sustanability kepemimpinan perlu dibangun perencanaan karir yang baik. Jadi pegawai dan staf akan berlomba-lomba untuk mencapai prestasinya," tandasnya. (imc/fat)

Komentar

Berita Terkini