Dua Ribu Lebih Jamaah Zikirkan Kemenangan Edy-Hasan di Ponpes Al-Kautsar. (foto: bsk) |
INILAHMEDAN - Medan: Ustadz Amhar Nasution menegaskan memilih Calon Gubernur (Cagub) Sumut Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala sama dengan memutus politik dinasti dan mengawal demokrasi sebagaimana anjuran dalam Islam.
“Kalau Edy-Hasan menang, berarti telah menghapuskan dinasti dari Indonesia. Mari bersama-sama dengan bismillah kita coblos Nomor 2 Edy-Hasan pada Pilgub Sumut 27 Nopember mendatang,” ajak Amhar Nasution pada zikir akbar Wanita Pengajian Medan di aula Ponpes Al-Kautsar Medan, Senin (18/11/2024).
Zikir dengan nama Suara Hati untuk Pilkada Damai dipandu Ustadz Jumana Farid Nasution itu dihadiri dua ribu lebih jamaah dan sejumlah ustadz ternama Sumatera Utara seperti 7uKH Zulfikar Hajar Lc, Buchori Al-Hafiz Batubara pada Pengajian yang dikemas Hj Menni Nasution Ketua Panitia Hj Dewi Harahap Ketua Pengajian Wanita Medan dan civitas Ponpes Al-Kautsar Medan.
Menurut Amhar Nasution, ada empat dasar taqwa, duduk di majelis taklim, majelis silaturahim, yang hari ini bersama Cawagub Sumut Hasan Basri Sagala.
“Hasan Basri Sagala ini orang cerdas, kita saksikan di televisi, dia menjawab semua pertanyaan Cagub sebelahnya dalam debat, penguasaan bahan yang tepat. Kita dengar, Hasan bilang, sosok pemimpin itu harus berintegritas pemerintahan yang baik. Harus berkarakter Akhlakul Karimah, seorang pemimpin itu mudah dijumpai masyarakat,” papar Anhar Nasution.
Lebih jauh, urai Anhar, ketika pemimpin susah menjumpainya, berarti telah hilang nilai kerakyatannya.
“Karenanya, hidup itu harus cinta kasih, cinta kasih itu perdamaian, perdamaian itu adalah kemerdekaan,” katanya.
Ustadz Amhar juga bercerita dalam berbagai kesempatan ceramah dia telah menyampaikan kepada jemaahnya agar jangan sampai salah memilih pemimpin, karena itu akan dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT.
“Di depan Hasto Kristiyanto, Sekjend PDI Perjuangan, saya bicara, lima keuntungan memilih Edy-Hasan, nilai keislaman tidak diragukan, sebagai pejuang,” ungkap Anhar.
Ketua Pengajian Wanita MMeda Hj Dewi Harahap mengingatkan jemaah dengan komitmen kebijakan Edy Rahmayadi Gubernur Sumut.
“Waktu covid-19 yang membolehkan tetap jamaah di masjid, masjid tetap boleh dibuka, yang boleh masuk ke rumah dinas, yang bisa foto-foto, yang suka berbagi sembako, kain sarung ibu, siapa???,” tanya Dewi disambut jawaban jemaah, Edy Rahmayadi.
Dewi kembali meyakinkan, jika Edy-Hasan jadi Gubernur-Wakil Gubernur rakyat Sumut lebih bebas masuk “istana” (rumah dinas gubsu-red).
Dewi mengatakan, yang sepakat Edy melanjutkan memimpin Sumut lima tahun ke depan, itu zikir kata hati. “Jadilah pemilih cerdas, kalau ada ngasi ngasi uang, ambil saja, ada yang serangan fajar tampung saja, sebab itu uang kita, uang rakyat,” sebutnya.(imc/bsk)