|

Dies Natalis ke-46, Ini Capaian UINSU di Kepemimpinan Rektor Saidurrahman

Rektor UINSU Tgs Prof Dr KH Saidurrahman MAg. 


INILAHMEDAN - Medan: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) - dahulu IAIN - genap berusia 46 tahun pada 19 November 2019. Dalam rentang waktu itu banyak hal yang telah dicapai. Terlebih tiga tahun terakhir  di bawah kepemimpinan Rektor UINSU Tgs Prof Dr KH Saidurrahman MAg. 

"UINSU bukan kampus kaleng-kaleng. Banyak sudah yang kita capai. Telebih dalam tiga tahun belakangan," kata Rektor UINSU Saidurrahman pada pertemuan dengan wartawan menjelang Dies Natalis ke-46 UINSU di kampus itu, Selasa (15/10/2019).

Di antara prestasi itu, kata Rektor, UINSU berhasil meningkatkan akreditasinya dari peringkat C menjadi peringkat B atau Baik Sekali. Sasaran beberapa tahun mendatang, UINSU bekerja keras menaikkan peringkat menjadi akreditasi A (unggul).
"Prestasi yang membanggakan juga ditorehkan mahasiswa di tingkat nasional dan internasional," katanya.

Torehan prestasi itu, sebut Rektor, antara lain juara I Musabaqah Tahfidz Qur’an se-Asia Fasifik di Jakarta, menjuarai kompetensi Fotografi se-Asean di Penang Malaysia, juara III dalam ajang Seoul International Invantion Fair 2018 di Korea dengan penemuan obat diabetes berbahan buncis. Meraih medali perak di ajang Thailand Investor’s Day 2019 yang diikuti lebih dari 29 Negara. 

"Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) juga menjadi juara III Kompetisi Inovasi Indonesia One Health University Networks  (INDOHUM) tahun 2019. Baru-baru ini mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi juga menyabet medali emas sebagai Young Award dalam World Invention Competition Exhibition 2019 di Malaysia," katanya.

Selain itu, beber dia, UINSU berhasil dalam peningkatan sarana dan prasarana. Ini menunjukkan tingginya kepercayaan dunia internasional terhadap UINSU. Sebut saja realisasi pembangunan 7 gedung IDB di kawasan Tuntungan, Deliserdang, yang diharapkan pada 2020 sudah bisa digunakan. Demikian juga dengan keberadaan gedung kuliah dan laboratorium yang representatif.

"Dari dalam negeri, kita dipercaya untuk menerima bantuan sarana-prasarana berupa pembangunan gedung Fakultas Ilmu Sosial 4 lantai, realisasi  SBSN I dalam bentuk gedung kuliah bersama enam tingkat berbiaya Rp45 miliar. Saat ini sedang dalam proses penyelesaian," katanya. 

Selanjutnya, gedung kuliah yang bersumber dari SBSN tahap II dalam bentuk gedung kuliah 3 tingkat berbiaya Rp40 miliar. UINSU juga menerima bantuan dari tokoh-tokoh dan dermawan Sumatera Utara dan pemerintah provinsi. Misalnya bantuan Ketua Dewan Penyantun H Anif sebesar Rp10 miliar, fedung H Ijek sebesar Rp2 miliar.

"Bantuan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam bentuk bangunan Wisma Syariah sebesar Rp2 miliar. Demikian juga dengan bantuan Wali Kota Medan dalam bentuk upaya sertifikasi tanah di Jalan Sutomo," katanya.
Untuk laporan keuangan UINSU pada 2016, 2017, 2018 oleh BPK, sebut Rektor, telah dinyatakan clear. "Insya Allah pada tahun 2019 yang sedang berjalan, UINSU bertekad untuk mempertahankan keberhasilan pelaporan keuangannya agar tetap clear," katanya.

Sebagai Universitas Islam Negeri yang kontribusinya diharapkan dalam pembangunan bangsa dan negara, terutama dalam upaya pencegahan radikalisasi, anti korupsi dan penguatan dan pengamalan Pancasila, kata Rektor, UINSU juga telah membentuk beberapa lembaga. Yakni Pusat Kajian Strategis Deradikalisasi (PUKAT) UINSU. Lembaga ini berkiprah untuk menanamkan nilai-nilai toleransi (tasamuh), ukhuwah wathaniyyah dan insaniyyah yang diharapkan sebagai terjemahan dari Islam rahmatan li al-alamin. Kemudian Pusat Kajian Anti Korupsi (PUSAKO), yang bergerak dalam penanaman nilai-nilai integritas terhadap civitas akademika UINSU. Lalu Lembaga Kajian Pancasila dan Kebangsaan (LKPK-UINSU). Lembaga ini bertujuan untuk menggali nilai-nilai Pancasila dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. 

"Tidak kalah pentingnya, lembaga ini juga berkiprah dalam penguatan nasionalisme kebangsaan. Keempat, Lembaga Kajian Kebangsaan dan Keummatan (LK3). Lembaga ini bergerak dalam mensosialisasikan nilai-nilai kehidupan bersama dalam bingkai NKRI. Ada lagi Lembaga Peace and Human Rights, yang konsisten menyebarkan nilai-nilai perdamaian dalam kehidupan bernegara," katanya.

Keberhasilan UINSU menjadikan Ekonomi Islam sebagai keunggulan, katanya, bukan saja terlihat dari akreditasi Prodi Ekonomi Islam yang berhasil meraih A, juga pengakuan yang diberikan oleh Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI). 

UiNSU, kata Rektor, telah mendapatkan dua penghargaan dari IAEI Pusat yaitu sebagai Kampus Ekonomi Islam Terdepan (Silaknas, Jakarta 27-28 Juli 2017). Kemudian piagam penghargaan yang diberikan kepada Rektor UINSU Tgs Prof Saidurrahman MAg sebagai Tokoh Pendidikan Ekonomi Islam Pengembangan Bea Siswa Zakat pada penghargaan IAEI Award tahun 2019 di Jakarta. 

"Pengembangan praktik ekonomi Islam UINSU telah menjadi rujukan dalam penerapan bea siswa zakat terhadap mahasiswa yang tidak mampu. Dalam waktu dua tahun, UINSU berhasil mengumpulkan dana zakat sebesar Rp3 miliar dan membantu lebih kurang 1500 mahasiswa miskin dan tidak mampu," katanya.

Saat ini UINSU juga mengembangkan dana wakaf sebagai sumber dana abadi umat dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia UINSU. 

:Di UINSU berlaku kaedah, diharamkan mahasiswa UINSU berhenti kuliah hanya karena tidak mampu," katanya.
Kata Rektor, UINSU juga telah mencapai dua Rekor MURI yang sesungguhnya terjemahan dari  kepedulian UINSU untuk menciptakan lulusan yang berkarakter, berintegritas, beriman dan berakhlak mulia. Adapun dua Rekor MURI tersebut adalah pada 2018, UINSU menerima Piagam Penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia dalam bidang Khatam Alquran oleh mahasiswa terbanyak. 

Penghargaan kedua dari Museum Rekor Dunia Indonesia adalah Mahasiswa Pewakif Terbanyak yang diberikan pada 2 September 2019. "Keduanya diserahkan pada acara Pengenalan Budaya Akademik Kampus," demikian Rektor. (imc/bsk)
Komentar

Berita Terkini