|

Sumut Salah Satu Daerah Inflasi Tertinggi


INILAHMEDAN - Medan: Koordinasi dan sinergi semua pihak sangat penting dalam upaya pengendalian inflasi. Tindakan pengendalian inflasi yang tepat sasaran dapat menjaga tingkat inflasi di daerah.  

Hal ini dikatakan Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah saat menghadiri Rapat Koordinasi Wilayah Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi se-Sumatera, KPW Bank Indonesia, Jalan Balai Kota, Medan, Rabu (18/09/2019).

Musa Rajekshah yang akrab disapa Ijeck sangat mengapresiasi rapat koordinasi TPID se-Sumatera yang digelar di Sumut tersebut. Apalagi Provinsi Sumut menjadi salah satu daerah tingkat inflasinya tertinggi di Indonesia.

"Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini. Dengan kegiatan ini, kami dapat mengambil pelajaran untuk pengendalian inflasi yang terjadi di Sumut," ucapnya.

Dia juga mengatakan,  Sumut merupakan daerah inflasi tertinggi. Angka inflasi Sumut secara akumulatif Januari-Agustus (ytd) 2019 mencatatkan angka tertinggi se-Indonesia, yaitu 5,40% (ytd) diikuti Sumatera Barat 3,23% (ytd), dan Riau serta lampung yang sama-sama mencatatkan 3,16% (ytd).

Tingkat inflasi yang tinggi di antara April hingga Juli disumbang oleh inflasi bahan makanan. Pada Juli, inflasi bahan makanan tercatat sebesar 3,29% dan di Agustus inflasi bahan makanan tercatat sebesar 1,09%.

"Namun pada Agustus 2019 tingkat inflasi Sumut tercatat sebesar 0,18% (mtm) dan 6,47% (yoy). Realisasi ini lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya 0,88% (mtm) dan rata-rata historis Agustus tiga tahun terakhir 0,58% (mtm)," bilangnya.

Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumut Wiwiek Sisto Widayat menyatakan secara keseluruhan yang membawa inflasi di Sumut adalah semua produksi pangan. di Sumatera itu tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya itu sendiri.

"Kita akan mencari solusinya apa yang bisa kita sepakati dalam diskusi ini bagaimana inflasi itu bisa rendah. Kita akan mencari solusinya apa yang bisa kita lakukan yang bisa kita sepakati baik jangka panjang maupun jangka pendek," ucapnya.

Kata dia, inflasi yang tinggi dapat berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat. Dan juga berdampak pada dunia usaha.

"Makanya kita upayakan inflasi dapat stabil ataupun lebih rendah. Tergantung daerah yang dapat mengambil keputusan korporasi agar kondisi investasi yang lebih baik," katanya.

Dalam diskusi ini, Wiwiek mengharapkan adanya solusi menjaga daya saing dalam perencanaan daerah. Menurut Wiwiek, hal ini untuk menjaga agar investor terus dapat berinvestasi.

"Makanya kita harus menjaga dan melakukan perencanaan di setiap daerah untuk menjaga daya saing. Ini sangat jelas bila harga tetap tinggi para investor akan sulit untuk masuk. (imc/fat)
Komentar

Berita Terkini