|

Diskusi Seniman Medan: Wali Kota Diminta Tetapkan Pengurus Baru DKM Lewat Musyawarah Seniman

Diskusi Seniman atas 50 Tahun Teater Imago di Sanggar Tari Gedung Taman Budaya Sumatera Utara Jalan Perintis Kemerdekaan, Sabtu (15/01/2022).(foto: bsk) 


INILAHMEDAN - Medan: Majelis Kesenian Medan (MKM) berharap Wali Kota Medan Bobby Nasution menetapkan figur-figur kepengurusan baru Dewan Kesenian Medan (DKM) yang periodesasinya telah berakhir.

"Periodesasi MKN dan DKM sudah berakhir. Agar tidak terjadi kevakuman kepengurusan yang sudah memasuki hitungan bulan ini, kita berharap Wali Kota segera melakukan pergantian pengurus agar program berkesenian dan berkebudayaan di Kota Medan kembali bergairah lewat penyelenggaraan musyawarah seniman," kata pengurus MKM Jaya Arjuna pada Diskusi Seniman atas 50 Tahun Teater Imago di Sanggar Tari Gedung Taman Budaya Sumatera Utara Jalan Perintis Kemerdekaan, Sabtu (15/01/2022).

Menurut Jaya Arjuna, kewenangan penetapan kepengurusan Dewan Kesenian Medan merupakan tanggung jawab Pemko Medan sesuai Peraturan Wali Kota Medan Nomor 10 Tahun 2014. Lewat adanya kepengurusan baru nanti, Jaya Arjuna berharap akan muncul ide-ide cemerlang bagaimana kesenian dan kebudayaan menjadi bagian yang tidak terpisah dari Medan sebagai kota metropolitan dan kota ketiga terbesar setelah Jakarta dan Surabaya.

Kata Arjuna, berbicara kesenian tidak terlepas dari pembangunan kebudayaan itu sendiri.

"Jadi, wujud ideal kesenian dan kebudayaan adalah peraturan wali kota. Ini harus diimplementasikan. Lewat kepengurusan DKM yang baru, ruh berkesenian di Kota Medan akan terus hidup. Kita ingin pemaknaan peristiwa seni dan budaya jangan sampai meleceng," katanya seraya menambahkan perkembangan kota layak huni adalah adanya kegiatan kesenian di kota itu.

Sementara itu, Pegiat Literasi Juhendri Chaniaga yang tampil sebagai pembicara pada diskusi Seniman itu mengatakan representasi kota metropolitan adalah adanya gedung kesenian di kota itu.

"Medan misalnya. Sebagai kota metropolitan, sudah layak memiliki gedung kesenian," kata Juhendri.

Juhendri juga menyakini Kota Medan di bawah kepemimpinan Bobby Nasution mampu mendirikan gedung kesenian yang menjadi wadah bagi para seniman untuk berkumpul dan berkreasi.

"Sebab seniman adalah representasi dari masyarakat. Jadi seniman butuh rumah, butuh wadah untuk berkumpul dan berkreasi," katanya.

Berkumpulnya para seniman kata dia, bisa memicu pemikiran pegiat seni untuk berkarya.

"Kalau kita mengacu kepada negara-negara maju, pemimpinnya akan memberi tempat untuk para pekerja seni dalam berkarya," katanya.

Pembicara lainnya, Iskandar Zulkarnaen, pada diskusi itu menjelaskan aspek kesenian dari kacamata psikologi komunikasi. Sama dengan pembicara lainnya, Iskandar Zulkarnaen juga berharap Kota Medan sudah harus memiliki gedung kesenian.

Berdasarkan statistik kebudayaan yang dikeluarkan Kemendikbud RI, Sumatera Utara merupakan nomor satu dalam penyampaian pemikiran soal kebudayaan dan kesenian.

"Kesenian merupakan unsur kebudayaan. Unsur kebudayaan ada 7. Unsur yang ketujuh adalah kesenian. Jadi wajar Kota Medan punya gedung kesenian," katanya yang pada diskusi itu dimoderatori Darmailawati dari kalangan penulis.(imc/bsk)



Komentar

Berita Terkini