|

Literasi Ekonomi Syariah Masyarakat Sumut Masih Rendah


INILAHMEDAN - Deliserdang: Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) mengedukasi para pengajar di Pesantren Nurul Hakim, Deliserdang, Sabtu (07/09/2019). 

Edukasi ini dilakukan karena literasi ekonomi syariah umat Islam masih sangat rendah. Secara nasional, masih berada di angka 8,11 persen dan Sumatera Utara (Sumut) masih 6,91 persen. 

Direktur Pendidikan dan Riset Keuangan Syariah, Sutan Emir Hidayat mengatakan edukasi ekonomi syariah sejak dini kepada para santri melalui tim pengajarnya merupakan upaya KNKS untuk meningkatkan literasi ekonomi syariah kepada masyarakat.

“Secara nasional 8,11 persen. Artinya dari 100 orang, baru 8 orang yang paham tentang ekonomi syariah. Sedangkan di Sumatera Utara baru 6,91 persen," katanya.

Sutan Emir Hidayat menambahkan, Sumatera Utara menempati posisi ke empat literasi ekonomi syariah tertinggi di Indonesia setelah Jakarta, Jawa Barat dan Banten.

“Kami ke mari untuk memberikan edukasi sejak dini di Pesantren Nurul Hakim agar para asatidz (tim pengajar) bisa paham tentang ekonomi syariah. Nantinya pemahaman ini bisa diteruskan kepada para santrinya,” ujarnya.

Menurut Sutan Emir Hidayat, langkah awal yang bisa dilakukan pesantren dalam menerapkan ekonomi syariah yakni dimulai dari pengelolaan kas pesantren.

“Ini bukan hanya menumbuhkembangkan unit usaha di pesantren, juga bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar pesantren. Sebaiknya menggunakan bank-bank syariah. Kemudian, mengembangkan koperasi syariah,” ungkapnya.

Sutan Emir mencontohkan, koperasi syariah di pesantren berbentuk Baitul Maal wa Tamwil (BMT)yang dibangun untuk mengembangkan usaha produktif dan investasi.

“Koperasi syariah berbentuk BMT itu bisa menyalurkan pembiayaan-pembiayaan ke UMKM sekitar pesantren,” katanya.

Agar pesantren bisa menjadi ujung tombak penguatan ekonomi syariah sebagai lembaga pemerintah, KNKS mengharapkan pesantren lebih banyak mengajarkan tentang pelajaran ekonomi syariah kepada santrinya. Sehingga, para santri kelak bisa menjadi pelaku dan bahkan pakar ekonomi syariah ke depannya.

Sutan Emir mengungkapkan Indonesia memiliki 28.000 pesantren dan bukan tidak mungkin target KNKS menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia bisa terwujud.

“Makanya, sejak dini kita edukasi para santri untuk memahami ekonomi syariah. Sebab saat ini pusat ekonomi syariah itu ada di Inggris. Banyak pakar ekonomi syariah Indonesia belajarnya itu ke Inggris,” ucapnya.

Ketua Yayasan Nurul Hakim Windi Chaldun mengapresiasi kehadiran KNKS dalam memberikan edukasi tentang ekonomi syariah.

“Dengan adanya edukasi ekonomi syariah ini maka Pesantren Nurul Hakim juga akan mengembangkan unit usahanya menggunakan konsep ekonomi syariah. Sebab di pesantren ini juga ada unit usaha, baik yang berbentuk bisnis maupun sosial,” katanya. (imc/fat)
Komentar

Berita Terkini