Seminar Nasional FE Unpri: Keberhasilan Lulusan PT Dipengaruhi Kemampuan Soft Skillnya
INILAHMEDAN - Medan: Seminar Nasional 'Entrepreneurship in the Digital Era' yang digelar Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan bersama Unpri Creative di Selecta Hall, Sabtu (15/07/2017) berlangsung sukses dan disambut antusias mahasiswa.
Seminar dihadiri Pendiri Unpri Dr dr I Nyoman E Lister MKes AIFM, Ketua BPH Unpri Dr Tommy Leonard SH MKn, Rektor Unpri Prof dr Djakobus Tarigan AAI DAAK, Sekretaris Universitas Dr Crismis Novalinda Ginting SSit MKes, Wakil Rektor I Unpri Seno Aji SPd M Eng Prac, Wakil Rektor II Unpri Dr Ermi Girsang SKM MKes, Dekan FE Unpri Cut Fitri Rostina SE MM, Wakil Dekan FE Unpri Hendry SE MM dan para dosen.
Koordinator Kopertis Wilayah I yang diwakili Sekretaris Pelaksana Dr Mahyuni MHum memberikan apresiasi atas seminar tersebut. Dia berharap mahasiswa berpartisipasi aktif dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang digelar Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) sehinga mahasiswa memperoleh masukan berharga dan bisa memberikan kontribusi terhadap peningkatan ekonomi nasional.
“Kami memberi apresiasi FE Unpri atas pelaksanaan seminar nasional kewirausahaan ini. Semoga upaya ini dilakukan secara berkelanjutan. Kami berharap output dari acara ini semakin banyak mahasiswa FE Unpri yang mengajukan proposal PKM ke Dikti, baik dalam bentuk artikel maupun penelitian. Sangat sedikit proposal mahasiswa dari Sumatera Utara yang lolos ke PKM selama ini. Kami berharap seminar ini mampu mendorong mahasiswa membuka wawasannya di bidang kewirausahaan,” katanya.
Keberhasilan lulusan perguruan tinggi (PT), kata dia, paling besar dipengaruhi kemampuan soft skillnya, bukan kontent kemampuan akademik misalnya kemampuan komunikasi, bahasa, kerjasama dan kemampuan mengambil solusi.
“Artinya paling utama itu karakter, konten akademik itu urutan kelima atau keenam. Saya berharap di semua mata kuliah yang ada di FE Unpri sudah diselipkan soft skill,"katanya.
Dia berharap unit pelayanan UKM yang ada di Unpri aktif untuk memantau dan mengevaluasi mengembangkan kebutuhan msyarakat dan kerjasama dengan dunia industri dengan ide-ide cemerlang sehingga bisa menghasilkan inovasi. Unit Pelayanan UKM dimaksud tidak hanya di Fakultas Ekonomi Unpri tapi juga di fakultas lainnya.
Para mahasiswa FE Unpri tampak terpukau dengan hadirnya tiga pembicara kondang yakni Dennis Adishwara (Founder & CEO Layaria.com) yang juga aktor, produser dan director, Andri Rizki Putra (Founder of Yayasan Pemimpin Anak Bangsa) yang juga menjadi salah seorang Kick Andy Young Heroes 2015 dan terakhir Christopher Angkasa (Founder of Clapham Collective). Ketiga pembicara itu mendorong mahasiswa FE Unpri untuk menghasilkan karya yang inovatif dan unik.
Christopher membahas bagaimana menjadi starup, komponen yang diperlukan dan kendala yang akan dihadapi. Sedangkan Rizki bercerita tentang perjuangannya meraih sukses meski dari sekolah nonformal, membantu pendidikan remaja yang tidak mampu lewat Pandidikan Paket Kesetaraan, hingga mendapat beasiswa kuliah di USA dari LPDP.
“Pendidikanlah yang bisa mengubah nasib kita. Saya marah dengan sekolah yang tidak jujur melakukan Ujian Nasional. Jadi saya tempuh lewat Paket C. Lalu saya peduli kepada remaja yang putus sekolah, karena pengalaman saya seperti itu. Pendidikan yang benar akan mampu mengubah karakter,” tambahnya.
Aktor dan pengusaha Dennis menjelaskan bagaimana pembuatan konten di sosial media secara digital. Menurutnya, apakah kontent YouTube atau media sosial lainnya dan industri pada umumnya harus diproduksi secara inovatif dan unik (diferensial).
Menurutnya, apa yang trend dan unggul saat ini, tidak lama lagi akan daluarsa dengan munculnya produk dan layanan baru lainnya. Tapi kalau kita upayakan lewat inovasi dan diferensiasi, "Maka produk kita akan tetap update dan diminati."
Saat ditanya mahasiswa apa upaya yang bisa ditempuh supaya produk/layanan tidak cepat daluarsa, Dennis mengatakan harus terus diperbaharui secara konsisten, kemudian berkolaborasi dengan usaha lainnya.
Dia memberi tips bahwa produk apapun yang dihasilkan harus memberikan tiga jenis nilai yaitu creative value, production value dan publishing value.
“Creator kontent/produk harus inovatif dan diferensiatif, tentu lewat riset. Ini yang jarang dilakukan creator di Indonesia, termasuk film dan sinetron. Alasannya karena itulah permintaan pembaca. Riset itu butuh biaya dan waktu, sehingga orang yang ingin sukses instant mengabaikan riset itu," tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Panitia yang juga Dekan FE Unpri Cut Fitri Rostina SE MM mengatakan tujuan pelaksanaan seminar nasional dengan tema 'Entrepreneurship in the Digital Era' untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang kewirausahaan di bidang digital, menjadi entreprener yang muda dan kreatif, dan mampu menciptakan lapangan kerja. (bsk)