Brigadir Faisal Andika Terancam di PTDH
INILAHMEDAN - Medan: Ulah Brigadir Faisal Andika benar-benar membuat malu institusi Polri. Pasalnya, disersi personel Satdalmas Dit Sabhara Poldasu tersebut terancam di Pecat Tidak Dengan Hormat (PTDH) diduga usai menderen lokasi perjudian jackpot di Jalan Veteran, Lorong 4, Desa Medan Estate, Percut Sei Tuan, Selasa (12/04/2016) malam.
"Belum tau kita hukumannya apa. Karena nanti yang menentukannya sidang kode etik. Bisa saja dia (Brigadir Faisal Andika) di PTDH," ungkap Kabid Humas Poldasu, Kombes Pol Helfi Assegaf melalui Kasubbid Penmas, AKBP MP Nainggolan, kepada wartawan, Kamis (14/04/2016) sore.
Namun hukuman Brigadir Faisal Andika, kata Nainggolan, bisa berlipat-lipat dari kasus yang dilakukannya.
"Kalau dia melakukan pidana, sepenuhnya diserahkan ke pengadilan sipil. Tapi karena dia juga disersi kemungkinannya juga bakalan di sidang kode etik," tandasnya.
Saat ini, Brigadir Andika masih dirawat di RS Haji, sekaligus dalam pemeriksaan petugas Bid Propam Poldasu secara intensif.
Sementara itu, Helfi belum bisa memastikan hukuman yang akan diberikan terhadap Faisal Andika.
"Sekarang masih didalami apakah rekannya juga merupakan personil Polri atau tidak. Mengenai hukuman, nanti itu merupakan kewenangan atasan hukum (Ankum) Faisal, yaitu Direktur Dit Sabhara Poldasu. Nanti hasil penyelidikan Bid Propam menjadi rekomendasi kepada Ankumnya," tandasnya.
Diketahui sebelumnya, Brigadir Faisal dan seorang rekannya mengendarai mobil mendatangi sebuah warung di tempat kejadian perkara (TKP). Brigadir Faisal dan rekannya turun dari mobil Nissan X-Trail warna hitam BK 1786 BC bermaksud menangkap pemain judi.
Namun keduanya mendapatkan perlawanan dari penjaga mesin jackpot, Suyono. Perkelahian antara keduanya pun tidak terelakkan. Personel Satdalmas Dit Sabhara Poldasu yang sedang disersi itu pun mengeluarkan senjata api (senpi). Brigadir Faisal lalu memukul dada Suryono hingga terjerembab ke lantai. Di saat bersamaan, istri Suyono melihat suaminya tergeletak di lantai dan langsung menjerit histeris.
Puluhan warga dengan cepat memadati lokasi dan mengepung warung. Faisal dan temannya gugup. Tiba-tiba teman Faisal berhasil kabur dari kerumunan massa. Massa selanjutnya mengamankan Faisal.
Sejumlah warga dan dan pemilik jackpot mengatakan jika Faisal merupakan polisi gadungan. Emosi massa terpancing. Massa spontan menganiaya Faisal hingga babak-belur. Tak sampai di situ saja, emosi massa semakin memuncak dan kemudian merusak seluruh kaca mobil menggunakan benda tumpul berupa batu dan balok kayu. Ed