|

Sekjen Rumah PPAI Desak BPOM Teliti Obat Kimia Etilen Gliko

Sekjen Rumah PPAI Agus. (foto : dok) 
INILAHMEDAN - Jakarta : Diduga beredarnya sirup berbahaya ditanggapi serius oleh Sekertaris Jenderal Rumah Perlindungan Perempuan dan Anak Indonesia Agus Samudra.

Agus mendesak BPOM agar secepatnya menarik obat-obatan seperti sirup yang mengandung bahan kimia berbahaya. 

" Badan Pengawas Obat dan Makanan segera melakukan tindakan tentang penelitian ulang terkait obat- obatan itu. Dalam pemicu gagal ginjal akut pada anak-anak saat ini sudah sangat mengkhawatirkan," sebutnya dalam rilis pers, kemarin. 

Menurutnya, jika terkandung racun bahan-bahan kimia yang merupakan cairan seperti sirup yang sudah banyak beredar di apotik wilayah Indonesia agar segera ditarik kembali dan hal ini perlu dilakukan penelitian oleh otoritas BPOM. 

Sekjen Rumah Perlindungan Perempuan dan Anak Indonesia, berdasarkan informasi WHO sebagai badan kesehatan dunia bahwa bahan kimia Etilen Glikol itu ada pada obat batuk yang beredar di Afrika yang diduga diakibatkan anak mengalami gagal ginjal.

Oleh karenanya, ia menduga bahan kimia yang serupa juga diduga menjadi penyebab terjadinya gagal ginjal terhadap anak-anak di Indonesia.

" Hasil penelitian WHO menemukan Etilen Glikol di obat batuk dan kemasan, hingga menyebabka/n meninggal dunia," ucapnya. 

Sekjen Rumah PPAI itu juga menyampaikan bahwa BPOM harus segera melakukan penelitian yang mendalam terhadap obat-obatan yang diduga menjadi penyebab terjadinya gagal ginjal akut terhadap anak-anak.

" BPOM agar melakukan penelitian lebih lanjut soal Etilen Glikol yang ada di obat seperti sirup maupun di kemasan-kemasan yang mengandung Etilen Glikol dan kemudian diumumkan," imbuhnya. 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin saat diwawancarai awak media, ada 99 anak di Indonesia meninggal dunia akibat gagal ginjal akut. 

" Setidaknya, ada tiga zat kimia yang ditemukan. Hal ini diduga menjadi penyebab terjadinya gagal ginjal terutama ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG) dan ethylene glycol butyl ether (EGBE) diambil darahnya kita lihat, ada kimia bahaya merusak ginjal," tukas Budi. (imc/zhen)


Komentar

Berita Terkini