|

Dewan Pers: Saatnya Negara Beri Insentif Ekonomi Topang Daya Hidup Pers Terdampak Pandemi

Anggota Dewan Pers Agus Sudibyo

INILAHMEDAN - Jakarta: Negara saatnya memberikan insentif ekonomi untuk menopang daya hidup pers yang terdampak pandemi Covid-19.

Anggota Dewan Pers Dr Agus Sudibyo mengatakan pemberian insentif ini bukan hanya untuk kepentingan pers itu sendiri, melainkan memperkuat pers itu sebagai sarana komunikasi dalam menanggulangi penyebaran pandemi yang hingga kini masih menjadi ancaman utama kesehatan manusia.

"Setelah kampanye bersama ini, kita akan melakukan pendekatan pada kementerian-kementerian yang berwenang dalam pemberian insentif ekonomi bagi pers,” kata Agus Sudibyo saat memimpin jalannya konferensi pers yang diselenggarakan Dewan Pers bersama asosiasi perusahaan pers dan pekerja pers Indonesia melalui link Zoom Kamis (14/05/2020).

Bertajuk “Selamatkan Warga, UMKM, Dunia Usaha, dan Pers Indonesia!”, konferensi pers bersama ini dihadiri Ahmad Djauhar dan Arif Zulkifli, kedua anggota Dewan Pers yang turut menjadi nara sumber, dan perwakilan-perwakilan organisasi pers antara lain Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Firdaus, Ketua Harian Serikat Perusahaan Pers Pusat H Januar P Ruswita, Sekjen Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Mirza Zulhadi, Ketua Forum Pemimpin Redaksi Kemal Gani, Asmono Wikan Sekjen SPS Pusat Asmono Wikan, Ketua AJI Abdul Manan, dan dua editor senior Harian Kompas, Rikard Bagun dan Ninuk Mardiana Pambudy.

Sementara Ketua Umum SMSI Firdaus mengatakan sebagian besar perusahaan pers dari 672 media online yang menjadi anggota SMSI sudah terdampak pandemi Covid-19.

"Tidak ada pertumbuhan. Semua jalan di tempat, tidak bisa ke mana-mana,” kata Firdaus.

Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan SMSI Pusat M Nasi menambahkan, dampak pandemi Covid-19 membuat semua program pendidikan dan pelatihan di lingkungan SMSI terhenti. Terutama menyangkut situasi dan pengadaan dana.

“Kerja sama dengan berbagai pihak di bidang pendidikan dan pelatihan untuk anggota SMSI praktis tidak bisa dilaksanakan,” kata Nasir.

Pentingnya media pers memperoleh insentif ekonomi dan posisinya yang strategis dalam penanggulangan Covid-19, ditegaskan dalam konferensi pers tersebut. Keberhasilan menanggulangi pandemi Covid-19 ditentukan oleh keberhasilan dalam menangani komunikasi. Pengalaman di banyak negara menunjukkan bahwa kegagalan menangani pandemi Covid-19 juga banyak disebabkan oleh kecenderungan meremehkan aspek-aspek komunikasi publik terkait dengan situasi krisis yang sedang terjadi.

Dalam konteks ini, media massa telah bersikap profesional menjalankan fungsinya. Masyarakat membutuhkan informasi terkini soal pandemi Covid-19 berikut analisis terpercaya yang dapat dijadikan sebagai pijakan untuk menilai situasi dan memutuskan tindakan antisipatif.

“Tanpa bermaksud mengabaikan kelemahan yang ada, ruang pemberitaan media massa perslah yang menyajikan informasi dan analisis tersebut,” demikian bunyi siaran pers yang diterima SMSI.

Pers juga berperan menjembatani proses komunikasi dan arus informasi, sehingga masyarakat terhindar dari simpang-siur tentang skala penyebaran virus, maupun wacana yang asimetris tentang tingkat kegentingan situasi.

Industri Media adalah satu dari sedikit sektor yang tetap harus bekerja dalam situasi krisis belakangan ini. Sektor media tidak boleh berhenti menjalankan fungsi-fungsi komunikatif dan informatif.

"Dalam konteks inilah kami menganggap penting dan mendesak dilakukannya tindakan konkret oleh negara untuk membantu industri media, para wartawan, dan seluruh pekerja media yang terdampak pandemi Covid-19 ini,” timpal Ketua Harian Serikat Perusahaan Pers Pusat H Januar P Ruswita.(imc/rel)
Komentar

Berita Terkini