|

Terjangkit di Medan, Tim URC Pastikan Tidak Ada Virus Kolera Babi Serang Manusia


INILAHMEDAN - Medan: Tim Unit Reaksi Cepat (URC) Pencegahan dan Penanganan Peredaran Virus Hog Cholera (virus kolera babi) turun ke lapangan dan melakukan sejumlah pengujian. Kesimpulannya, virus hog cholera hanya menyerang babi dan belum ditemukan menginfeksi manusia.

"Tim sudah bekerja. Penyakit ini hanya menyerang ternak babi. Ternak yang terinfeksi virus hog cholera tidak bisa diobati. Kita hanya bisa melakukan upaya pencegahan virus dengan melakukan sanitasi terhadap kandang dan pemberian vitamin serta vaksin kepada ternak yang sehat," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut M Azhar Harahap, Minggu (10/11/2019).

Tim URC ini gabungan dari Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan, Dinas SDA Tata Ruang dan Cipta Karya Sumut, Badan Lingkungan Hidup, BPBD Sumut dan Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut.

Azhar menjelaskan, virus ini pertama kali ditemukan pada 25 September 2019 lewat surat yang disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Dairi.

"Kami langsung menyikapi serius laporan tersebut dengan melakukan pengambilan sampel darah babi di beberapa kabupaten seperti Dairi, Karo, Humbang Hasundutan, Deliserdang. Hasil dari uji laboratorium menyatakan positif Hog Cholera," paparnya.

Sampai saat ini telah ditemukan 4.682 ekor babi yang mati karena hog cholera dari jumlah populasi babi di Sumut sebanyak 1,2 juta ekor.

Ada 11 kabupaten yang ditemukan ternak babi mati karena virus hog cholera. Yakni di Karo, Dairi, Humbang Hasundutan, Deliserdang, Medan, Toba Samosir, Serdangbedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Samosir.

Untuk penanganan bangkai babi yang terinfeksi virus hog cholera, Azhar mengimbau jangan menunda untuk menguburkan.
"Untuk ternak yang telah mati harus segera dilakukan pemusnahan ternak yang telah mati itu. Lakukan penguburan dan pemusnahan dengan dibakar. Jangan dibuang ke sungai atau pun di buang ke hutan," tambahnya.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahid menegaskan virus hog cholera hanya menular dari babi ke babi. Tidak ada kasus virus tersebut menular pada ternak lain atau pun manusia.

"Sampai saat ini virus tersebut hanya dari babi ke babi, belum ada laporan bisa menginfeksi ternak lain. Namun dengan adanya pembuangan bangkai babi ke sungai maka akan terjadi pencemaran air yang bisa menimbulkan penyakit diare. Namun saat ini juga belum ditemukan kasus karena pencemaran air tersebut," tambahnya.

Ia juga mengharapkan agar bangkai yang telah dibuang ke sungai atau pun hutan agar segera dievakuasi. "Dengan begitu air aliran sungai tidak tercemari lagi dan kemudian mengubur bangkai tersebut sehingga wabahnya tidak menimbulkan penyakit lain," imbaunya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumut Binsar Situmorang menjelaskan dampak lingkungan hidup dari pembuangan bangkai babi ke sungai.

"Pada tanggal 6 November silam, kami telah mengambil sampel air dari Sungai Badera dan Sungai Deli, di mana hasil dari sampelnya itu akan kami umumkan secepatnya ," ucap Binsar.

Terpisah, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengimbau para Bupati/Wali Kota cepat tanggap mengantisipasi penyebaran virus hog cholera tersebut. Para Bupati/Wali Kota diminta segera melapor ke Posko Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut jika menemukan ada kasus virus hog cholera di daerahnya masing-masing.(imc/bsk)

Komentar

Berita Terkini