INILAHMEDAN - Binjai: Sebanyak 20 pelajar Yayasan Pendidikan Islam Raudatul Athfal Binjai angkatan V 2018-2019 diwisuda, akhir pekan lalu.
Acara wisuda diselingi dengan atraksi tari dan nyanyi oleh para pelajar kemudian penyerahan piagam kelulusan.
Pelantikan wisudawan dan wisudawati dilakukan Ketua Yayasan Pendidikan Raudatul Athfal Irhamuddin Siregar bersama Kepala Sekolah, Syamsiah Nasution, Kompol H Amir Muslim dan Agus Melka.
Kepala Kementrian Agama Kota Binjai Abdurrahman Harahap dalam sambutannya mengatakan pendidikan agama perlu ditanamkan di usia dini.
"Apa yang telah dilakukan Yayasan Pendidikan RA Konga Adam merupakan bahagian dari cita-cita bangsa agar anak didik memiliki ilmu dan berakhlakul karimah," kata Abdurrahman.
Abdurrahman mengetahui Yayasan Pendidikan RA Konga Adam sebelum memulai proses belajar mengajar terlebih dahulu melaksanakan salat Dhuha. Selanjutnya ada pembelajaran ekstra kurikuler seperti tari dan nyanyi dan program Tahfhizul Qur’aan serta pendidikan kurikuler nasional.
"Saya pikir ini terobosan baru dalam belajar dan mengajar," katanya.
Sementara Kompol Amir Muslim berharap para wali murid menjadi corong dalam membesarkan nama sekolah Islam ini agar menjadi sekolah favorit.
“Mereka sudah memiliki fondasi agama dan diharapkan dapat membanggakan kedua orang tuanya," katanya.
Ketua Yayasan Pendidkan Islam RA Konga Adam yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) kota Binjai Irhamudddin Siregar menambahkan yayasan pendidikan ini sudah lima tahun berdiri.
Sejak berdiri pada 2014, yayasan ini terus berbenah diri sekaligus melakukan peningkatan dalam sistem belajar dan mengajarnya.
“Kami tetap konsisten memberikan pencerahan kepada anak didik dan kepada segenap guru di RA Konga Adam. Terimakasih kepada semua pihak yang mensuport RA Konga Adam dan selamat pula kepada para wisudawan dan wisudawati yang akan melanjutkan pendidikannya ke tingkat tingkat yang lebih tinggi," katanya.
Acara wisuda dilanjutkan dengan halal bihalal Idul Fitri. Hadir juga pada acara itu Danramil Binjai Barat Kapten Ahmad Yani. (imc/eddysta)
