|

Gubernur Edy Minta Waktu Pencarian Korban Banjir Bandang Diperpanjang


INILAHMEDAN - Dairi: Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi bersama Ketua TP PKK Sumut Nawal Lubis Edy Rahmayadi meninjau lokasi bencana banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Silima Pungga-pungga, Kabupaten Dairi. 

Upaya pencarian korban pun diminta untuk ditambah hingga dua hari.

Dalam peninjauannya langsung ke lokasi banjir bandang yang terjadi sepekan lalu, Gubernur meminta upaya pencarian korban diperpanjang dua hari.

Gubernur juga menyisir dua tempat yakni Desa Lokkotan (Longkotan) dan Desa Bongkaras, Kecamatan Silima Pungga-pungga. 

Pada penunjauan itu Gubernur juga didampingi sejumlah pejabat seperti Wakil Bupati Dairi Irwansyah Pasi, Asisten Pemerintahan Pemprovsu Jumsadi Damanik, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Riadil Akhir Lubis, Kepala Dinas Pendidikan Provsu Arsyad Lubis, Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprovsu Ilyas Sitorus, unsur Forkopimda Dairi, serta sejumlah warga yang ikut membantu evakuasi.

"Saya yakin ini ulah kita juga. Jadi saya minta ini diperiksa kenapa bisa begini. Tolong diperiksa bagian sana (hulu), jangan-jangan ada yang tidak benar (perusakan hutan)," ujar Gubernur, Senin (24/12/2018).

Menurutnya, kejadian ini tidak pantas disebut bencana karena Tuhan, melainkan ada unsur kelalaian manusia yang kemungkinannya dapat dilihat dari banyaknya kondisi hutan yang rusak di bagian hulu. 

Hal ini dibuktikan dengan material kayu bercampur lumpur yang tertumpuk di sepanjang aliran sungai dan merusak rumah, sawah serta memakan korban nyawa.

"Tuhan telah memberikan kekayaan kita berupa air yang banyak, tetapi kenapa bisa membunuh. Jadi saya minta TNI/Polri, Pemerintah (Kabupaten) Dairi untuk menjaga bumi kita ini," tegas Gubernur.

Sementara di Desa Bongkaras, Gubernur menyusuri lokasi banjir bandang hingga ratusan meter ke hulu. Dari tempat itu, dirinya berdialog bersama Wakil Bupati serta Kepala BPBD Dairi Bahagia Ginting yang hingga hari ketujuh masih melakukan pencarian menggunakan satu alat berat dan mesin pemotong.

"Kita tidak mau menyalahkan siapapun dalam hal ini. Tetapi ke depan tolong dipastikan perusakan (hutan) jangan lagi terjadi. Tidak setahun, dua tahun, lima tahun lagi, tetapi cucu kita nanti bisa merasakan akibatnya (dari perusakan hutan)," sebutnya.

Gubernur juga menegaskan kehadirannya di tempat itu semata untuk melihat bagaimana kondisi rakyat. Meskipun diketahui desa tersebut berada di perbatasan antara Sumut dan Aceh. Lokasinya juga cukup jauh dari perkotaan.

"Kalau bantuan itu tidak sulit, walaupun mungkin tidak banyak, tetapi itu tidak masalah. Persoalannya adalah bagaimana kita menjaga alam ini untuk anak cucu kita nanti," pesan Gubernur di hadapan ratusan warga yang berkumpul untuk mengambil bantuan air bersih dari pemerintah.

Dari proses pencarian korban, Gubernur meminta agar waktunya ditambah dua hari lagi. Sebab standar pekerjaan hanya dilakukan tujuh hari, namun dapat ditambah dengan berbagai pertimbangan seperti permintaan warga serta kemungkinan penemuan korban hilang. 

Sebagaimana diketahui, dari 12 korban, lima d iantaranya selamat, lima dari tujuh yang hilang sudah ditemukan, sehingga menyisakan dua korban lagi.

"Boleh lah ditambah dua hari lagi. Tolong yang muslim dikerahkan, karena (petugas) yang beragama Kristen mereka mau merayakan Natal," pesan Gubernur sebelum memberikan bantuan kepada korban banjir bandang. (imc/bsk)

Komentar

Berita Terkini