|

RSU Royal Prima-PT Link Ademy Gelar Diskusi Uni Knee Replacement

Direktur Utama RSU Royal Prima Medan dr Suhartina Darmadi MKM didampingi Ketua Departemen Ilmu Orthopedi RSU Royal Prima Dr dr Adrian Khu Sp.OT foto bersama usai memberikan cenderamata kepada para pembicara di ruang serba guna RSU Royal Prima. (foto: bsk)


INILAHMEDAN - Medan: Rumah Sakit Umum (RSU) Royal Prima bersama PT Link Ademy menggelar diskusi dengan tema 'Total Knee Replacement'.

Diskusi yang digelar di rumah sakit itu Jalan Ayahanda Medan menghadirkan narasumber dari German yaitu Mr Aloiz Frans MD, Ketua Departemen Ilmu Orthopedi RSU Royal Prima Dr dr Adrian Khu Sp.OT dan Dokter Spesialis Orthopedi dr Rizal   Reynaldi MKed (Surg) Sp.OT.
 
Aloiz Frans MD dalam paparannya mengenalkan tentang prosedur Uni Knee Replacement yang diprediksi akan menjadi sebuah tren dalam 5-10 tahun ke depan.
 
“Uni Knee Replacement menjadi solusi alrternatif bersama dengan Total Knee Replacement dalam menjawab kebutuhan pasien,” kata Aloiz Frans yang juga memaparkan materi mengenai tips untuk keberhasilan prosedur Total Knee Replacement.
 
Sementara Dr dr Adrian Khu Sp.OT dan dr M Rizal Renaldi MKed (Surg) Sp OT mengatakan bedah tulang (orthopedic) saat ini sudah mengalami kemajuan terutama di dalam negeri.
 
Disebutkannya, banyak kasus mengenai masalah ini. Salah satu penyebab karena faktor usia, beban pekerjaan, kegemukan, atau saat sakit pasien kerap menggunakan obat sembarangan sehingga menimbulkan kerusakan pada tulang.
   
Dalam diskusi itu, ketiga ahli memberikan gambaran tips dan trik tentang penyelesaian kasus berdasarkan keilmuan dan pengalaman masing-masing. 
 
Sementara di tempat terpisah, Rabu (21/02/2018), Direktur Utama RSU Royal Prima dr Suhartina Darmadi MKM, mengatakan, Total Knee Replacement atau TKR adalah salah satu tindakan di bidang ilmu orthopedi yang sedang berkembang sangat baik.
   
Kata dia, tindakan TKR ini salah satu tindakan pembedahan umum untuk mengobati pasien dengan nyeri dan immobilisasi yang disebabkan osteoartritis dan rheumatoid artritis.

"Tindakan ini dilakukan ketika pengobatan atau pun penggunakan alat penyangga lutut sudah tidak  efektif lagi untuk membantu pasien melakukan aktivitas   sehari-hari," katanya.

Diskusi dihadiri Komisaris Utama PT Royal Prima Dr dr I Nyoman EL MKes, GM RSU Royal Prima Dr Heriyanti SH MKn, Direktur PT Royal Prima Dr Tommy Leonard SH MKn, Direktur Utama RSU Royal Prima dr Suhartina Darmadi MKM, Perwakilan Persatuan Bedah Orthopedi Indonesia (PABOI) dr Dharma Kadar Sp.OT (K) Spine, Perwakilan PT Link Ademy Dokter Spesialis Orthopedi RSU Royal Prima, PPDS Orthopedi RSUP H Adam   Malik dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia (Unpri). (rel/bsk)


Komentar

Berita Terkini