|

Ruas Jalan di Medan Timur Rusak Parah, Warga: Kami Seperti Anak Tiri

ilustrasi 

INILAHMEDAN - Medan: Slogan ‘Medan Rumah Kita’ yang digembar-gemborkan Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin, sepertinya belum sepenuhnya dirasakan warga. Justeru realita yang ada, Medan sebagai rumah kita belum layak membuat penghuninya nyaman, aman, adem dan betah.

Lihat saja kondisi ruas jalan di Medan Rumah Kita. Jalanan banyak lubang, terlebih-lebih di kawasan pinggiran kota atau di jalan-jalan kecil.

Pantauan wartawan di Jalan Krakatau, Jalan Glugur dan Jalan Mukhtar Basri, misalnya. Ruas jalan di tiga lokasi itu kondisinya rusak parah. Jika hujan sebentar, terlihat genangan air yang menyerupai kolam-kolam kecil. Kondisi itu sebenarnya sangat membahayakan bagi pengguna jalan, terlebih-lebih saat melintas di malam hari.

"Bisa-bisa pengendara sepeda motor terjerembab. Ini sangat membahayakan karena bisa mengancam nyawa," kata seorang pengendara sepeda motor, Alim (28) warga Jalan Sidomulyo saat melintas di Jalan Krakatau, Senin (24/10/2016).

"Kerusakan jalan di Medan sangat parah. Inilah Medan, rumah kita. Jalanannya parah, kayak kubangan kerbau, apalagi di Jalan Krakatau," katanya.

Rusaknya ruas Jalan Krakatau, kata dia, menjadi penyebab kemacatan. Beda dengan dahulu yang jalannya sangat mulus dan lancar.

Seorang pedagang rokok dan tempal ban, Rima (32) warga Jalan Krakatau, mengatakan, dampak kerusakan jalan berimbas pada penghasilannya.

"Gara-gara jalan rusak, pendapatan saya berkurang drastis. Para pengendara tidak mau lewat dan berhenti akibat debu yang luar biasa banyak kalau musim panas dan lumpur berserak dikala musim hujan. Huh!,” paparnya.

Tak jauh berbeda dengan Jalan Krakatau, di Jalan Mukhtar Basri juga terlihat lubang-lubang menganga seakan-akan hendak menelan para pengendara yang hendak melintas. Begitu pun, masih ada warga yang peduli untuk memperbaiki jalan dengan cara bergotong-royong. Hal ini pernah diprakasai Suwandi (60) yang juga Ketua BPPI (Badan Pengelola Perkuburan Islam). Dia bersama warga menimbun lubang dengan material seadanya.

Suwandi yang tinggal di Jalan Ampera, Kecamatan Medan Timur, menyesalkan kealpaan Pemko Medan dalam memperbaiki fasilitas infrastruktur yang rusak. Dia juga menyayangkan adanya kesan tebang pilih dalam perbaikan infrastruktur jalan.

”Kerusakan jalan sudah sangat memprihatinkan. Sementara di sekolah milik warga Tionghoa di Jalan Bambu III jalannya diaspal, sementara jalan di pemukiman warga tidak. Ini jelas menimbulkan kecemburuan warga dan bisa menimbulkan polemik. Kesannya kami seperti anak tiri di mata Pemko Medan. Kami meminta Pemko Medan melakukan pelebaran dan pengaspalan jalan,” katanya kesal. (amp)

Komentar

Berita Terkini