Sempoa SIP Sumut & Aceh Harumkan Indonesia di Ajang Internasional
INILAHMEDAN - Medan: Para siswa/i Sempoa SIP Sumut dan Aceh yang bergabung dalam Kontingen Sempoa SIP Indonesia mengharumkan nama Indonesia setelah meraih beberapa nomor yang dipertandingkan dalam dua Kompetisi Sempoa Interrnasional yaitu Abacus and Mental Arithmetic Competition di Kowloon Hongkong dan Taiwan Chamber Of Commerce (TOCC) di Taipeh Taiwan.
Hal ini diungkapkan IBO Sempoa SIP Sumut Aceh, Berluida HAM SE di kantornya Minggu (28/8). Sempoa SIP Indonesia didirikan Alexander Kartono Taslim pada 18 tahun silam. Beliau merupakan salah satu perwakilan lembaga Sempoa dari Indonesia dan duduk bersama anggota dewan perwakilan dari beberapa negara lain di The world Abacus and Mental Arithmetic Association (WAAMA).
Setiap tahunnya, kata Berluida, Sempoa SIP Sumut senantiasa mendelegasikan peserta didiknya untuk mengikuti ajang yang dinantikan negara–negara Asia dalam Abacus and Mental Arithmetic Competition.
Pada kompetisi The 6 th Competition of Abacus and Mental Arithmetic of WAAMA dilaksanakan di Crown Plaza, Kowloon, Hongkong. Anak didik Sempoa SIP Sumut lagi-lagi mencetak prestasi dan membawa harum Indonesia dengan prestasi internasional.
Prestasi itu diraih James Tantono, Samuel Dacosta meraih the First Prize of Team Contest for The Group B of Student serta meraih gelar individu yaitu 1st Prize of Group B of Student. Kemudian Randy Lim meraih gelar individu yaitu 1st Prize of Group B of Student.
Sedangkan Shaquisha Kleizia Kasuman meraih the 1st Prize of Team Contest for The Group of Preschool Children serta meraih gelar individu yaitu 1st Prize of Group Preschool Student.
Sempoa SIP Sumut juga mengikutsertakan 3 siswa didik dalam Lomba Taiwan Chamber of Commerence (TCOC) yang baru berakhir pada 27 Agustus 2016 di New Taipei Government Office (Chong San Road Section 1 No. 161) yaitu Renata Gotama Gandalf meraih juara kedua, sedangkan Fin Joan Rusel dan Jefry Kuandi meraih juara ketiga.
“Sempoa SIP Sumut memiliki sistem belajar mengajar dengan kurikulum berstandard internasional. Begitu juga dengan coach atau pelatih juga memiliki standard internasional. Sehingga tak heran bisa menghasilkan anak didik yang siap bersaing di dunia internasional dan mengharumkan nama bangsa,” ujar Berluida. (Rel/Eddysta)