|

Dianiaya Perampok Sedang Salat, Bu Hajjah Sekarat


INILAHMEDAN - P. Sidimpuan: Perampokan sadis kembali terjadi. Korbannya Hj Nurlawasni Sitompul (68). Rumahnya disatroni kawanan perampok ketika perempuan ini sedang salat Subuh. Dia dicekik dari belakang, lalu dipukuli pakai linggis. Dalam kondisi sekarat dan berdarah-darah, bu hajjah ini diseret ke kamar.

Aksi sadis kawanan perampok yang ditaksir berjumlah 3 orang itu berlangsung di kediaman korban di Jalan SM Raja, Gang Setia, Lingkungan I, Kelurahan Sitamiang, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Sabtu (23/04/2016) sekitar pukul 05.30 WIB. Sebelum peristiwa terjadi, pagi itu, istri dari Isrul Harahap (68) hendak menunaikan salat Subuh.

Kebetulan, hari itu korban sedang sendirian di rumahnya yang berlantai dua. Sementara suaminya sedang berada di Medan untuk urusan usaha mereka sebagai pemilik Toko Serbaguna di Jalan Thamrin.

Disaat korban sedang menunaikan salat Subuh, tanpa sepengetahuannya, kawanan rampok yang ditaksir berjumlah 3 orang masuk ke dalam rumah melalui lantai dua. Kemudian salahsatu perampok mencekik Bu Hajjah ini dari belakang. Para bajingan itu juga menganiaya korban dengan benda tumpul diduga linggis. Kemudian kawanan rampok itu menyeret korban keluar dari rumah tengah dan membawanya ke kamar. Dari ruang tengah, kemudian kawanan rampok itu menyeretnya ke dalam kamar. Di sana, korban kembali dianiaya.

Usai menguras harta benda korbannya, kawanan perampok itu langsung kabur. Korban yang kondisinya sekarat akhirnya dilarikan para tetangga ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Kota Padangsidimpuan. Korban mengalami luka robek di bagian kepala kanan sepanjang 5 x 1 sentimeter dan memar. Luka memar di dahi sepanjang 5 sentimeter dan lecet-lecet. Bibir korban juga banyak terdapat luka. Empat gigi korban tanggal.

Kapolres Kota Padangsidimpuan AKBP M Helmi Lubis didampingi Kasat Reskrim AKP DB Diriono Sihotang langsung melakukan penyelidikan atas kasus perampokan sadis tersebut.

"Kita masih mengumpulkan beberapa alat bukti pendukung. Hasil penyelidikan sementara, tidak ada satu barang atau uang milik korban yang hilang," kata Kapolres kepada wartawan ketika mengunjungi korban di rumah sakit.

Di ruang ICU tempat korban dirawat, tampa sejumlah keluarga korban. Namun kondisi terakhir korban sudah terlihat membaik dan mulai menikmati makanan. Syamsul Hamzah Harahap, anak korban, yang datang dari Panyabungan, Mandailing Natal, mengatakan, orangtuanya sudah kedua kalinya mengalami perampokan. Pertama pada 2013 silam dengan kerugian Rp 1,8 miliar. Kasus tersebut sampai saat ini belum terungkap.

“Waktu itu kapolresnya pak Andi Taufik. Sampai saat ini kasus itu belum terungkap. Pelakunya diperkirakan berjumlah 7 orang," katanya.

Syamsul berharap kasus perampokan yang dialami orang tuanya cepat terungkap dan polisi meringkus pelakunya. Ow
Komentar

Berita Terkini