INILAHMEDAN - Medan: Sekretaris Fraksi Partai NasDem DPRD Kota Medan, Saipul Bahri, mengusulkan penanganan banjir di Medan Utara menjadi skala prioritas, khususnya melakukan normalisasi Sungai Bedera dan Sungai Deli. Sebab, Medan Utara menjadi wilayah terparah terdampak banjir.
Usulan itu disampaikannya setelah mendengar aspirasi masyarakat pada Reses IV Masa Sidang I Tahun Sidang 2025-2026 di Jalan Marelan I, Pasar IV Barat, Lingkungan VII, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Minggu (21/12/2025).
Usulan ini, kata Saipul, akan disampaikan kepada Pemerintah Pusat. Sebab, persoalan normalisasi merupakan urusan Pemerintah Pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Sebab, 15 meter dari bibir sungai itu menjadi tanggung jawab BBWS.
"Kalau Pemkot Medan dan Pemprov Sumut tidak mampu, karena anggarannya besar dan waktu juga cukup lama. Kalau normalisasi ini tidak di lakukan, insting saya ini akan menjadi bencana tahunan. Sebab, Sungai Bedera dan Sungai Deli sudah dangkal. Jadi, ini menjadi usulan kami di DPRD Medan. Mudah-mudahan Pemerintah Pusat mau menormalisasi Sungai Bedera dan Sungai Deli," harapnya.
Anggota Komisi I itu mengaku, prihatin dengan bencana banjir melanda Kota Medan beberapa waktu lalu. "Jangan kita menyalahkan siapa-siapa. Jadikan musibah itu sebagai peringatan bagi kita untuk tidak merusak alam," imbaunya.
Di sisi lain, legislator dari Dapil II meliputi Kecamatan Medan Marelan, Medan Labuhan dan Medan Belawan itu mengimbau sekaligus mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan. "Kita kembalikan ke diri kita untuk menjaga kebersihan lingkungan. Drainase jangan di kecilkan," imbaunya lagi.
Terkait TPU, Saipul, mengatakan Pemkot Medan ada memiliki aset seluae 1,8 hektar di Terjun. "Pak Wali sudah perintahkan Dinas PKPCKTR agar lahan itu digunakan," katanya.
Semua aspirasi dan keluhan yang disampaikan, tambah Saipul, menjadi masukan bagi DPRD untuk disampaikan kepada Pemkot Medan dalam sidang paripurna guna di tindaklanjuti menjadi program pembangunan ke depan.
“Inilah gunannya Reses, jadi kami tahu keluhan dan keinginan masyarakat terkait pembangunan di Kota Medan. Reses ini juga memperkuat silaturahmi dalam percepatan pembangunan kota,” katanya.
Infrastruktur & Air Bersih
Sebelumnya persoalan infrastruktur dan air bersih mendominasi keluhan masyarakat dalam Reses.
Warga Lingkungan 26, Pasar 3 Timur, Sri Kusmini, meminta agar jalan di daerahnya di aspal. "Jalan daerah kami sekitar 200 meter masih bebatuan. Tolong lah Pak kiranya bisa di aspal," pintanya.
Syamsul Bahri warga Lingkungan 6, Kelurahan Tanah 600 menyampaikan sudah 10 tahun jalan di daerahnya rusak dan gang selalu banjir. Selain itu, Syamsul Bahri, juga meminta pengadaan TPU. "TPU yang ada selama ini untuk 5 lingkungan. Kiranya ini bisa menjadi perhatian," pintanya.
Sementara, Syahrial, warga Lingkungan 2, Kelurahan Rengas Pulau, meminta agar benteng di depan Lingkungan 2 di tinggikan. "Saat banjir kemarin, air meluber di atas benteng. Rumah saya saja ketinggian air sampai 150 cm. Mohon ini bisa di tinggikan sebelum kejadian sampai ketiga kali," pintanya.
Syahrial juga meminta agar ada TPU di daerahnya. Sebab, TPU di Masjid Fatimah tidak memadai lagi. "Di TPU Masjid Fatimah paling sisa untuk 10 orang lagi, itupun berlapis," katanya.
Sedangkan, Masitah, warga Kompleks Griya Bestari Permai meminta agar dimasukkan pipa besar ke areal perumahan, sehingga warga komplek bisa menikmati air bersih. "Air yang ada saat ini tak layak minum. Permohonan ini sudah lama dan berulang kali kami sampaikan, namun belum terealisasi," ungkapnya.
Senada dengan itu, Mahruzar, warga Lingkungan 7, Pasar 4 Barat, Gang Necis meminta agar dimasukkan air bersih. Selain itu, masyarakat juga masih mengeluhkan persoalan Bansos dan kesehatan.(imc/bsk)
