|

Waspada Sebelum Desember, Gempa Bumi Kecil Picu Banjir Bandang, Bobby: Belajar dari Tragedi Bahorok

Gubernur Sumut Bobby Nasution menekankan pentingnya belajar dari tragedi banjir bandang di destinasi wisata Bukit Lawang, Bahorok, Langkat pada 2003. Bobby ingin bencana bencana itu tidak terulang lagi terutama saat curah hujan tinggi.(foto: bsk)

INILAHMEDAN - Langkat: Gubernur Sumut Bobby Nasution menekankan pentingnya belajar dari tragedi banjir bandang di destinasi wisata Bukit Lawang, Bahorok, Langkat pada 2003. Bobby ingin bencana bencana itu tidak terulang lagi terutama saat curah hujan tinggi.

"Kesiapsiagaan penting dilakukan untuk mengantisipasi bencana banjir bandang di destinasi wisata Bukit Lawang. Mitigasi dan antispasi sejak dini perlu dilakukan agar bencana banjir tidak terulang lagi," kata Bobby Nasution pada rapat koordinasi kesiapsiagaan banjir bandang akibat bencana hidrometeorologi basah secara virtual bersama Kepala BMKG RI Dwikorita Karnawati di Kantor Camat Desa Timbang Jaya Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Jumat (26/09/2025).

Bobby Nasution mendorong unsur terkait baik Forkopimda, BMKG, OPD, BPBD, akademisi dapat memberikan pemahaman mitigasi awal guna mengidentifikasi dan mengantisipasi berbagai potensi bencana agar masyarakat dan pelaku usaha di pinggiran Sungai Bahorok dapat terhindar dari bencana.

Kepala BMKG RI Dwikorita Karnawati menyampaikan banjir bandang terjadi dipicu karena gempa bumi yang tidak dirasakan manusia, yang menyebabkan terjadinya pergeseran kontur tanah. Dijelaskannya, banjir bandang tahun 2003 diidentifikasi terjadi akibat longsoran di perbukitan Bukit Barisan, sepanjang Sungai Bahorok. Longsoran ini disebabkan kontur tanah yang curam dan mudah bergerak.

Dwikorita menyebutkan, material longsor berupa kayu yang tercabut hingga akarnya menumpuk dan membendung hulu sungai. Saat puncak musim hujan, volume air yang tinggi menjebol bendungan alami ini, menyebabkan air, tanah, dan kayu meluncur deras menerjang permukiman di pinggiran sungai.

"Perlunya kewaspadaan sebelum Desember, mengingat adanya potensi gempa bumi kecil yang tidak dirasakan manusia namun dapat memicu pergeseran dan longsoran tanah. Ia meminta pemerintah memonitor sungai dan bukit di sekitarnya untuk mendeteksi perubahan struktur tanah, seperti retakan atau adanya tumpukan yang membendung hulu sungai," kata Dwikorita Karnawati.

Sebagai upaya mitigasi, BMKG mengusulkan agar material yang menumpuk dan menutup sungai dihilangkan secara bertahap. BMKG juga akan berkoordinasi dengan BPBD untuk memberikan informasi peringatan dini cuaca ekstrem kepada masyarakat mengingat curah hujan yang sangat tinggi.(imc/bsk)


Komentar

Berita Terkini