|

Longsor di Sibolangit, Pemprov Sumut Diminta Segera Turun Tangan

Badan jalan di Dusun 3, Desa Buluh Awar mulai amblas dan pada tanggal 13 November, jalan itu putus dengan panjang 80 meter serta kedalaman 25 meter. (foto: fat) 


INILAHMEDAN - Medan: Tokoh Pemuda Kecamatan Sibolangit, Deliserdang, Leo Bastari Bukit meminta Pemprov Sumut segera menangani kerusakan atas bencana longsor di Dusun III Tangguren, Desa Rumah Kinangkung, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang. 

"Bencana longsor saat ini menghantui Sibolangit. Kita minta Pemprov Sumut segera mungkin mengatasi kerusakan akibat longsor sekaligus mengantisipasi agar bencana serupa tidak terjadi lagi," kata Leo Bastari, Senin (15/11/2021). 

Bencana longsor di Kecamatan Sibolangitdalam kurun sebulan telah menelan korban jiwa. Bencana longsor pertama terjadi pada 22 Oktober 2021 malam. Lereng bukit longsor di Jalan Jamin Ginting Km 36 (tikungan PDAM Tirtanadi), Kecamatan Sibolangit. Dua orang tewas dan tiga orang luka-luka.

Kemudian, bencana longsor terjadi di kawasan Dusun III Tangguren, Desa Rumah Kinangkung, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Kamis (11/11/2021) malam sekitar pukul 23.00 WIB. Seorang warga meninggal dunia karena tertimbun material longsor, seorang menderita luka, 15 rumah dan satu rumah ibadah tertimbun longsor.

"Bencana alam kembali terjadi pada tanggal 12 November. Badan jalan di Dusun 3, Desa Buluh Awar mulai amblas dan pada tanggal 13 November, jalan itu putus dengan panjang 80 meter serta kedalaman 25 meter," ujar Leo. 

Leo mengatakan selain badan jalan yang putus dan longsor, satu unit rumah di Dusun 2 milik warga bernama Kariadi Tarigan juga ikut amblas. Beruntung dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa.

Ia mengatakan akses jalan yang putus di Desa Buluh Awar harus segera dicari jalan alternatif oleh pemerintah. Apabila jalan alternatif tersebut tidak segera dilakukan, maka mata pencarian masyarakat dan kegiatan wisata rohani di desa tersebut terganggu.

Sebagaimana diketahui, mata pencarian masyarakat Desa Buluh Awar dari pertanian, gula merah, nira dan hasil bumi lainnya. 

"Apalagi saat ini di Desa Buluh Awar sedang ada pembangunan gedung KA-KR. Bisa-bisa pengerjaan pembangunan gedungnya terkendala karena akses jalan putus," ungkapnya.(imc/fat)



Komentar

Berita Terkini