|

Kapolres Bentuk Mediasi Soal Tudingan Anggota Polres Bentak Pendeta

Suasana mediasi di Mapolres Dairi. (foto : nt) 

INILAHMEDAN
- Sidikalang : Terkait pemberitaan salah satu media online yang menuding oknum Polisi Polres Dairi membentak seorang pendeta di Desa Bangun, Kapolres Dairi AKBP Wahyudi Rahman melalui Plh Kasat Reskrim Iptu Sumitro Manurung didampingi Kasubbag Humas Iptu Donni Saleh melakukan mediasi di Mapolres, Sabtu (13/11/21). 

Dihadiri Pareses HKBP Pdt Sampur Manullang, Pendeta Esron Ambarita pelayan di HKBP Marturia Desa Bangun 1, Kecamatan Parbuluan dan keluarga serta Kanit Intel Polsek Parbuluan Aipda MT Pardosi. 

Pdt Esron ambarita secara pribadi meminta maaf kepada Aipda MT Pardosi dan menyadari itu semua merupakan kesalah pahaman dan Aipda MT Pardosi juga meminta maaf apabila perkataan dan perbuatannya dengan nada/suara keras membuat tersinggung/tidak nyaman.

Kemudian sekira pukul 12.45 WIB atas undangan dari Iptu Agus Santoso, Pdt Esron Ambarita beserta istri atas nama Murni Sihotang untuk bertemu di salah satu rumah makan di Kecamatan Sumbul. 

Akan tetapi setelah selesai makan siang dan hendak membayar Iptu Agus Santoso menanyakan kepada pemilik rumah makan dan di jawab, sudah dibayar dan menunjuk Pdt A Nainggolan yang makan bersama dengan agus Santoso. M Pardosi, paraeses HKBP, Kabupaten Dairi dan Pdt S Manullang. 

Dari keterangan Pdt Esron, dia tidak tau masalah dengan Aipda MT Pardosi sampai jadi pemberitaan di media. Diakuinya memang ada wartawan yang bertanya terkait permasalahan itu.

“ Karena ada wartawan yang bertanya, maka saya ceritakan apa yang terjadi,” ucap Esron.

Menurut Esron Ambarita, permasalahan itu sebenarnya sudah didamaikan dan tidak ada masalah lagi. Mungkin ada jemaat yang menyampaikan kepada wartawan, sehingga naik ke media.

" Untuk itu dalam pertemuan ini saya minta maaf, karena tidak ada niat saya masalah ini menjadi panjang,” ujarnya.

Sementara Aipda MT Pardosi usai mediasi mengaku kalau dirinya tidak ada membentak. Mungkin karena logat bahasa saya yang keras seolah-olah seperti nada membentak.

“ Saya juga telah menyampaikan permohonan maaf atas kejadian itu,” ungkapnya.

Plh Kasat Reskrim Iptu Sumitro Manurung mengatakan, hal itu hanya masalah kesalahpahaman saja. Oleh karenanya, mewakili Kapolres Dairi dan instansi kepolisian ia menyampaikan permohonan maaf.

" Kami dari kepolisian Polres Dairi mohon maaf kepada Pdt Esron Ambarita dan keluarga,” ucap Sumitro.

Sebagaimana pemberitaan di salah satu media online, Pendeta Esron Ambarita (50) pelayan di HKBP Marturia Desa Bangun 1, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi Sumatera Utara diduga dibentak oknum polisi bermarga P. 

" Saya merasa dibentak P di rumah ini. Istri dan anak saya sampai menangis,” ungkap Esron di rumah dinas pada Jumat (12/11/21).

Esron menyebut, kehadiran P terkait ucapannya di gereja, agar jemaat memilih calon Kades dari gerejanya pada pemilihan Kepala Desa (Pilkades). (imc/nt)


Komentar

Berita Terkini