|

Masuk Lima Besar FFI, parHEREK Diharapkan Bangkitkan Perfilman Sumut

Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah secara resmi meluncurkan film dokumenter parHEREK, di Aula Kantor Bank Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan, Jumat (15/10). Film dokumenter tentang kepedulian seorang anak muda terhadap habitat satwa kera dan siamang di kawasan Sibaganding, ini diharapkan dapat membangkikan perfilman Sumut. (foto: bsk)

 

INILAHMEDAN - Medan: Film parHEREK resmi diluncurkan Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah di aula kantor Bank Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan, Jumat (15/10/2021).

Film dokumenter tentang kepedulian seorang anak muda terhadap habitat satwa kera dan siamang di kawasan Sibaganding ini diharapkan dapat membangkitkan perfilman Sumut.

Wagub Musa Rajekshah mengaku bangga dengan hasil perfilman produksi asli Provinsi Sumut ini. Sebab, film yang mengangkat Manik sebagai tokoh utamanya tersebut berhasil masuk dalam nominasi lima besar Festival Film Indonesia (FFI).

"Ini film tak nyangka juga saya bisa seperti ini. Dan Alhamdulillah, malah menjadi nominasi lima besar film nasional, ini suatu kebanggaan kita," ungkap Musa Rajekshah yang akrab disapa Ijeck.

Ijeck berharap, melalui film parHEREK ini akan memacu semangat para seniman, budayawan dan penggiat perfilman yang ada di Sumut untuk terus berkarya. Dia juga berharap film ini bisa menjadi titik awal bangkitnya perfilman Sumut.

"Dengan suksesnya film parHEREK ini, kami Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara tentunya akan mendukung. Karena dengan niat tulus dan ikhlas, mudah-mudahan bisa membangkitkan perfilman kita, bukan hanya dokumenter tapi juga film lain yang bisa mengangkat berbagai potensi kekayaan alam kita, bukan hanya tampil di Sumatera Utara tapi juga secara nasional," harapnya.

Ijeck menceritakan, awal mula tertarik untuk terlibat dalam pembuatan film parHEREK, ketika ia berkunjung ke kawasan Sibaganding, Kecamatan Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, tersebut beberapa tahun lalu. Di sana ia mendengar cerita ada seorang anak muda bernama Manik yang bisa memanggil satwa kera dan siamang dengan terompet yang terbuat dari tanduk kerbau.

Karena penasaran, Ijeck pun bertemu dengan pemuda itu. Selanjutnya melalui terompetnya, Manik memanggil para kera dan siamang yang ada di kawasan hutan Sibaganding tersebut.

Singkat cerita, akhirnya film tersebut pun dibuat. Guna memberikan dukungan dalam produksi film ini, Ijeck juga mengajak perusahaan Toba Pulp Lestari (TPL) dan Bank Sumut untuk terlibat membantu.

"Ini tentu hal yang luar biasa. Untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak dan seluruh orang yang membantu dalam pembuatan film ini," sebutnya.

Sementara itu, produser film Ria Telaumbanua didampingi sang sutradara Onny Kresnawan menyampaikan, jika film ini dibuat melalui proses yang panjang selama empat tahun.

"Tapi yang membanggakan bisa masuk lima besar nominasi film nasional Indonesia. Mudah-mudahan kita menang untuk katagori film dokumenter panjang," ujarnya.

Dia menjelaskan, sejak 1960, Provinsi Sumut baru kali ini masuk dalam nominasi FFI. Karena itu, menurutnya, apa yang dicapai film parHEREK ini tentu menjadi anugerah bagi Provinsi Sumut.

Ria menuturkan, yang menarik dari film ini adalah kepedulian dari tokoh utama, Manik yang dengan kepeduliannya mau memberi makan para satwa kera yang ada di Sibaganding tersebut. Melihat ketulusan tanpa pamrih itu, Ria mengaku merasa terpanggil untuk membuat film tentangnya bersama sutradara Onny.

"Tapi di tengah kesulitan kami, Pak Wagub datang dan mau ikut membantu dalam pembiayaan film ini. Ini yang membuat kami bahagia," ucapnya.

"Ini semua karena Tuhan, kami dipertemukan dengan orang-orang baik. Dan dengan film ini semoga kami dapat dipertemukan dengan orang-orang baik yang lebih luas," ujar sutradara Onny Kresnawan, menambahkan.

Direktur Utama Bank Sumut Rahmat Fadillah Pohan dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas masuknya film parHEREK di FFI. Menurutnya, kemunculan film ini bukan hanya dapat dilihat dari suatu karya seni saja, tetapi syarat akan moral dan pesan terhadap kepedulian lingkungan.

Mewakili manajemen, Direktur TPL Anwar Lawden juga menyatakan kebanggaannya atas prestasi yang diperoleh film parHEREK. Bahkan dia mengaku berharap, film ini bisa melaju sampai tingkat internasional.

"Karena film ini sangat cocok dengan visi misi perusahaan untuk melindungi hewan dilindungi. Untuk itu mewakili manajemen kami juga berharap film ini dapat memacu insan perfilman dokumenter di Sumut," imbuhnya.

Turut hadir dalam peluncuran ini, mantan Bupati Serdangbedagai Soekirman, jajaran direksi Bank Sumut dan PT TPL, penggiat film dan budaya Sumut serta insan pers.(imc/bsk)


 

 

 

Komentar

Berita Terkini