|

Makan Daging Tikus? Ini 4 Ancam Bagi Manusia


INILAHMEDAN - Medan: Tikus, salah satu hewan yang dianggap menjijikkan dan membahayakan kesehatan manusia. Hewan mamalia yang hidup di selokan, tempat sampah atau area rumah seperti garasi, dapur, ini bisa menularkan berbagai penyakit berbahaya.

Hal itu dikatakan dr Eny Muhartiyanti Manurung, yang bertugas di Puskesmas Aek Ledong, Kabupaten Asahan kepada wartawan, Rabu (03/06/2020).

Dia mengatakan hal itu menyahuti terjadinya perburuan tikus yang dilakukan petani Nagori (Desa) Tigabolon, Kecamatan Sidamanik, di areal persawahan karena tiga kali musim tanam gagal panen. Sebahagian hasil tangkapan disajikan menjadi santapan warga.

Berdasarkan Humae Society of the United States, tikus adalah binatang yang dapat menyebarkan penyakit kepada makhluk hidup lainnya. Melaui gigitan, urine, bahkan kutu yang menempel pada tubuh tikus. Mirisnya, belakangan ini terdapat isu seputar penggunaan daging tikus sebagai bahan makanan yang membuat masyarakat resah.

"Kita harus mengetahui bahaya apa saja yang terjadi jika mengkonsumsi daging tikus," katanya.

Ia merincikan beberapa macam penyakit yang bisa disebabkan oleh tikus yaitu leptospirosis. Penyakit ini merupakan infeksi bakteri yang ditularkan dari tikus ke manusia.

"Kita dapat menderita penyakit ini apabila kita memakan daging tikus, kontak langsung dengan urin tikus dan mengkonsumsi makanan yang sudah terkontaminasi. Gejala yang muncul saat manusia terinfeksi berupa demam, menggigil, sakit kepala, bercak merah pada kulit, lemas, muntah, mata kemerahan dan nyeri otot. (Widoyono, 2008)," katanya.

Selanjutnya hantavirus ini adalah penyakit lain yang dapat disebabkan oleh tikus melalui makanan yang terkontaminasi daging tikus dan urin tikus. Gejalanya menyerupai flu namun terjadi dalam waktu yang lama. Dikutip dari Jonsson et al, 2010, gejala yang diawali seperti demam, tekanan darah menurun, sedikit buang air kecil namun kemudian akan berubah menjadi sering buang air kecil.

"Bila tidak ditangani dengat tepat dapat menyebabkan komplikasi dan kematian," katanya.

Berikutnya, salah satu kuman yang dibawa tikus adalah listeriosis monocytogeneses. Yang dapat menginfeksi manusia melalui makanan yang terkontaminasi dengan daging atau kotoran tikus. Menurut Pusat Pengendalian Pencegahan Penyakit (CDC) penyakit ini rentan diderita oleh ibu hamil dengan kemungkinan 20 persen lebih besar dan diperkirakan jumlah kasus listeriosis pada ibu hamil sekitar 17 persen.

"Gejala yang sering muncul demam ringan, sakit kepala, nyeri otot, mual dan muntah. Namun bila dilakukan perawatan dengan baik infeksi ini dapat disembuhkan setelah pasien menjalani perawatan di rumah sakit selama lima hari. Selanjutnya yang terakhir yaitu bakteri salmonella yang berbahaya untuk kesehatan juga dapat ditemukan pada tikus," ujarnya.

Penyakit ini secara umum juga ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi dengan kotoran tikus. Gejala dari salmonellosis berupa diare, penurunan berat badan, kram perut, mual dan muntah, serta munculnya darah pada tinja. Gejala ini akan membaik dalam kurun waktu satu minggu, namun pada beberapa kasus bisa berlanjut menjadi penyakit typoid/tifus dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Melihat dari daftar penyakit yang dapat disebabkan oleh tikus, dr Eny Manurung mengharapkan agar masyarakat tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar agar selalu tetap bersih dan tidak menjadi sarang berkembangbiaknya hewan seperti tikus yang dapat membawa berbagai kuman penyakit.

"Saya juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk berhati-hati dalam memilih bahan makanan yang berbahaya baik mengandung daging tikus ataupun yang terkontaminasi oleh urin dan kotoran tikus guna menghindari berbagai penyakit tersebut," tandasnya. (imc/fat)
Komentar

Berita Terkini