|

4 Hoaks Ini Serang KPU Jelang Pemilu


INILAHMEDAN - Kisaran: Ketua KPU Kabupaten Asahan Hidayat mengatakan paling tidak ada empat hoaks yang sudah dihembuskan untuk menyerang penyelenggara pemilu khususnya KPU. 

"Jadi hoaks ini memang sudah menyerang penyelenggara pemilu," tegas Hidayat dalam Diskusi Publik Jelang Pemilu 2019 "Lawan Hoax dan Tolak Politisasi SARA" yang diselenggarakan Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Sumut di Kampus Universitas Asahan (UNA), Kamis (07/02/2019). 

Menurut Hidayat, ada empat hoaks yang sudah diarahkan pihak-pihak yang punya kepentingan untuk menyerang KPU dan jajarannya. Pertama, terkait kotak suara yang diisukan terbuat dari kardus. Kedua, terkait surat suara tercoblos 7 kontainer. Ketiga, adanya informasi 14 juta orang gila yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan yang keempat adanya sekitar 31 juta pemilih siluman. 

Semua informasi hoaks itu, kata Hidayat, sangat jauh dari fakta-fakta kepemiluan yang ada. Maka itu, Hidayat mengajak peserta diskusi publik bisa cerdas untuk melihat keadaan saat ini. 

Dikatakannya, KPU dan jajarannya sudah bekerja secara maksimal dalam mempersiapkan pemilu. 

"Karena KPU kabupaten/kota merupakan perpanjangan tangan dari KPU RI, ada upaya untuk menangkal hoaks terkait fakta-fakta kepemiluan yang benar. Jadi ini yang akan kami lakukan sampai ke jajaran paling bawah," kata Hidayat lagi.

Sementara itu Wakil Rektor II Universitas Asahan (UNA) Zulkifli Simatupang mengatakan bahwa hoaks memang dibuat dengan sengaja untuk menyerang pribadi atau kelompok tertentu. Dia menegaskan sangat perlu dilakukan inisiatif melawan hoaks, karena informasi menyesatkan itu seperti melupakan subtansi bernegara. 

"Kondisi saat ini membuat kita lupa pada substansi bernegara. Bahwa substansi bernegara ini untuk mensejahterakan rakyat. Memberikan kemudahan bagi rakyat," kata Zulkifli Simatupang. 

Zulkifli juga mengatakan tindakan melawan hoaks bisa dimulai dari diri sendiri dengan banyak membaca dan memferivikasi informasi yang diterima. 

"Karena kelompok masyarakat yang rentan hoaks adalah kelompok yang jarang mendapatkan informasi yang benar. Itu sebuah hal yang pasti," tambahnya. 

Kondisi saat ini menurut Zulkifli sudah sangat kritis karena virus hoaks sangat mengganggu kerukunan di masyarakat. Maka itu, dia mengajak semua pihak yang punya kepentingan pada pemilu dan demokrasi untuk berpolitik secara santun. 

"Kita kehilangan subtansi berpolitik. Jangan selalu menyalahkan pemimpin saat ini. Ini sudah sangat kritis, karena memprihatinkan."

Presidium JaDI Sumut, Benyamin Pinem, mengamini apa yang dikatakan Zulkifli. Menurutnya perlu upaya yang lebih keras untuk melawan hoaks dan menolak politisasi SARA. JaDI Sumut dikatakan Benyamin mempunyai komitmen untuk ikut menciptakan iklim demokrasi yang damai. Sebagai komunitas mantan penyelenggara pemilu, JaDI Sumut dikatakan Benyamin menginginkan Pemilu 2019 berjalan lancar. (imc/rel)
Komentar

Berita Terkini