|

Ratusan Warga Tolak Pergantian Nama Bandara Silangit, Ini Alasannya


INILAHMEDAN - Tapanuli Utara: Ratusan warga mengatasnamakan Masyarakat Adat Desa Pariksabungan, Kecamatan Siborongborong, Tapanuli Utara (Taput) menolak pergantian nama Bandara Internasional Silamgit menjadi Bandara Internasional Sisingamangaraja XXII.

Penolakan pergantian nama bandara tersebut mereka tuangkan saat berunjuk rasa di kantor Bupati Tapanuli Utara, Rabu (12/09/2018).

Dalam orasinya, pengunjuk rasa mengaku dalam mempertahankan nama Silangit sudah begitu banyak darah nenek moyang mereka tertumpah. Namun begitu bukan berarti mereka tidak menghargai nama Sisingamangaraja. 

"Kisah pahit yang dialami kakek-kakek kami, maka kami akan mempertahankan Silamgit tetap menjadi nama bandara, sampai tetes darah penghabisan," teriak Pangot Simanjuntak, salah seorang pengunjuk rasa dalam orasinya.

Pangot menceritakan bagaimana kakek-kakek mereka gugur dalam mempertahankan Tanah Air saat melawan Belanda.

"Ketika seorang anak menanyakan di mana ayahnya, ibunya hanya bisa menjawab, 'Tu Tuhanima hita mangalu alu, holan silang na dilangiti nama pangalu aluan amang' (kepada Tuhanlah kita mengadu, karena hanya salib yang dilangitlah tempat kita mengadu saat ini,)," cerita Pangot Simanjuntak.

Sementara Horden Silalahi dalam orasinya menuntut Wakil Bupati Taput yang yang saat itu menjabat plt Bupati Taput Mauliate Simorangkir untuk menjelaskan bagaimana sebenarnya proses pergantian nama bandara.

"Apa dasar pak Mauliate melakukan pergantian nama bandara itu. Harusnya masyarakat atau tokoh adat tahu kenapa diganti dan apa alasannya. Kami tidak pernah tahu kapan diganti, kami mohon pak Mauliate menjawab pertanyaan kami ini," katanya.

Aksi pengunjuk rasa berlangsung tertib. Massa juga membawa spanduk bertuliskan penolakan pergatian nama Bandara Silangit menjadi Bandara Sisingamangaraja. (Imc/bsk)
Komentar

Berita Terkini