|

Pj Gubernur Sumut Tinjau Lokasi Tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba

Pj Gubernur Sumatera Utara Eko Subowo meninjau langsung pencarian kapal karam KM Sinar Bangun di Danau Toba, Sabtu (23/06/2018). (foto: ist)


INILAHMEDAN - Simalungun: Penjabat (Pj) Gubernur Sumut Eko Subowo melaksanakan tugas pertamanya di Sumut dengan meninjau langsung lokasi dan korban kapal tenggelam KM Sinar Bangun di Danau Toba, Sabtu (23/06/2018).

Eko Subowo melakukan peninjauan bersama Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi, Kepala KNKT Soerjanto, Danlantamal I Belawan Laksamana Pertama TNI Ali Triswanto, Kepala Dinas Perhubungan Provsu Muhammad Zein Siregar, Kepala Dinas Kesehatan Provsu Agustama, Kepala Dinas Sosial Provsu Rajali, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provsu Anthony Siahaan, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provsu Riadil Akhir Lubis, dan Kabiro Humas dan Keprotokolan Setdaprovsu Ilyas S Sitorus. Rombongan mendatangi posko Basarnas dan Posko Pemerintah Kabupaten Simalungun di Tigaras, Kabupaten Simalungun.

Eko mengatakan musibah ini bukan hanya musibah pihak keluarga saja, tetapi musibah bersama, musibah masyarakat Sumut, bahkan seluruh Indonesia. "Oleh karenanya saya mengimbau agar seluruh keluarga korban dapat bersabar dan bertawakal agar korban segera ditemukan," ujarnya.

Menurut dia, kejadian ini hendaknya menjadi pembelajaran semua pihak untuk ke depannya agar memperbaiki sistem prosedur standar keselamatan di bidang angkutan sungai, danau dan penyeberangan.

"Seperti kelaikan beroperasi, adanya manifest penumpang sehingga dapat terdata dan pelampung (life jacket). Sehingga kita dapat meminimalisir, bahkan tidak lagi terjadi kejadian seperti ini," kata Eko.

Eko menambahkan perlu adanya kelembagaan organisasi yang kuat, baik personel serta peralatan dan pembiayaan yang cukup dalam menunjang sistem ini. "Semoga kedatangan kami dapat menjadikan dukungan baik untuk keluarga korban maupun pemerintah kabupaten di sekitar Danau Toba serta tim yang bekerja baik Basarnas, kepolisian dan Kemenhub," ujarnya.

Sementara Kepala Basarnas M Syaugi menjelaskan korban yang sudah ditemukan dalam kecelakaan maut tersebut berjumlah 21 orang di mana yang selamat 18 orang dan yang meninggal dunia tiga orang. Sedangkan korban yang belum ditemukan diperkirakan mencapai 184 orang.

Dijelaskannya, memasuki hari keenam ini sudah tidak ada lagi dari pihak keluarga yang melaporkan kehilangan anggota keluarganya. "Basarnas terus berupaya melakukan pencarian korban yang hilang walaupun dalam SOP-nya hanya 15 hari. Tetapi kita akan terus berupaya semaksimal mungkin sampai batas waktu yang tidak ditentukan," jelasnya.

Syaugi berharap semua pihak baik dari pemerintah pusat, Pemprovsu dan pemkab sekitar wilayah Danau Toba serta para relawan dan masyarakat terus memberikan dukungannya.
"Memang yang menjadi kendala saat ini adalah kita tidak mengetahui berapa kedalaman Danau Toba tersebut. Kita beserta tim gabungan telah menggunakan teknologi sonar untuk mendeteksi posisi kapal di dasar danau yakni Multi Beam Echo Sounder," katanya.

Teknologi sensor ini, kata dia, akan dapat mendeteksi logam yang ada di dalam air hingga kedalaman 600 meter. Tetapi ternyata sensor ini juga belum dapat mendeteksi lokasi tenggelamnya KM Sinar Bangun.

"Sehingga diperkirakan kapal tenggelam lebih dari 600 meter. Untuk itu kami sedang menanti Beam Echo Sounder yang dapat mendeteksi hingga 2.000 meter," ungkapnya.

Selain itu, dinginnya air Danau Toba dan visibilitas terbatas di dalam air juga membuat tim penyelam tidak bisa berbuat banyak. "Kami akan mengerahkan semua daya dan upaya serta mempergunakan alat tercanggih yang kita punya untuk pencarian dan penyelamatan korban tenggelamnya kapal KM Sinar Bangun," ucapnya. (imc/bsk)




Komentar

Berita Terkini