|

Siswa 'Sisipan' Terbongkar di SMA Negeri 4, Perkelas Diisi 56 Siswa. Menyedihkan..!


INILAHMEDAN - Medan: Kondisi SMA Negeri 4 Medan tak sekinclong yang dibayangkan. Sebagai salahsatu sekolah favorit di Kota Medan, ternyata realitanya bertolak belakang jika melihat langsung fasilitas belajar-mengajar siswa. Mobiler banyak yang rusak, lingkungan sekolah kumuh. Bahkan yang paling mengejutkan jumlah siswa perkelas mencapai 56 orang. Bah..!

"Miris juga kita melihatnya. Bangku-bangku dan meja belajar banyak yang rusak," kata anggota Komisi B DPRD Medan, Bahrumsyah, saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sekolah itu di Jalan Gelas Medan, Selasa (02/08/2016).

Wakil rakyat yang mengurusi bidang pendidikan itu melakukan sidak ke SMA Negeri 4 Medan menyahuti laporan orang tua siswa yang mengeluhkan karena perkelas di sekolah itu diisi 56 siswa dari ketentuan yang ditetapkan diisi 38 siswa.

"Ini menyedihkan. Sebab proses belajar-mengajar tentu saja tidak kondusif," kata Bahrumsyah didampingi sejumlah anggota Komisi B lainnya yakni Maruli Tua Tarigan, Hendrik Halomoan Sitompul dan Edward Hutabarat.

Komisi B juga menemukan kumuhnya lorong ruangan karena dipenuhi rongsokan barang-barang bekas dan kotor.

"Paritnya juga bau," katanya.

Pengakuan serupa juga dilontarkan Edward Hutabarat dan Hemdrik H Sitompul. Mereka menyayangkan kondisi SMA Negeri 4 Medan.

"Selama ini ada semacam pembohongan publik yang dilakukan pihak sekolah tentang kondisi sekolah," katanya.

Komisi B juga mempertanyakan alasan pihak sekolah yang mengisi jumlah siswa sebanyak 56 orang perkelas.

"Ini jelas-jelas melebihi ketentuan yang telah ditetapkan. Jumlah siswa di sekolah itu sudah over kapasitas," kata Edward dan Hendrik.

"Kepala sekolah harus memberikan klarifikasi soal ini," sambung keduanya.

Sementara itu, Maruli Tua Tarigan menegaskan, Kepala SMA Negeri 4, Ramli, terbukti melakukan banyak pelanggaran dalam melakukan kebijakan dan memimpin seklah tersebut.

"Kalau seperti ini caranya, pembangunan di bidang pendidikan di Medan bisa melorot," katanya.

Saat sidak yang dilakukan Komisi B, tak satu pun guru yang bersedia komentar. Guru dan pegawai, bahkan siswa memilih diam ketika ditanya wartawan. Sedangkan kepala sekolah tidak berada di tempat.

Sebagaimana diketahui, SMA Negeri 4 saat ini menjadi sorotan publik terkait penyimpangan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Pihak sekolah dituding memanipulasi daya tampung dengan menerima siswa ‘sisipan’ hingga ratusan orang.

Sebagaimana pengumuman resmi SMA Negeri 4 saat PPDB, daya tampung sekolah itu hanya sebanyak 416 siswa yakni jurusan IPA 6 kelas dan jurusan IPS 2 kelas. Masing masing perkelas diisi sebanyak 38 orang. Namun faktanya, untuk siswa baru sudah menggunakan 11 ruangan. Masing masing ruangan diisi sekitar 42 siswa sampai 45 siswa. Artinya ada penambahan sekitar 3 kelas atau sekitar 150 orang. bsk




Komentar

Berita Terkini