|

Rebut Kursi DPRD Sumut, Wita Wahyuni Bertekad Suarakan Hak-hak Kaum Perempuan

Calon Anggota DPRD Sumut Nomor Urut 8 dari Partai Golkar Dapil Sumut 1/Medan A, Wita Wahyuni AM.Keb.(foto: rel) 

INILAHMEDAN - Medan: Wita Wahyuni AM.Keb tak pernah puas menyuarakan pergerakan kaum perempuan. Berprofesi sebagai bidan kampung, Wita ingin memantapkan diri untuk membela kaumnya menjadi wakil rakyat yang duduk di DPRD Provinsi Sumatera Utara. 

"Niat saya maju menjadi wakil rakyat semata mata untuk menyuarakan hak-hak kaum perempuan yang sering diabaikan," kata Wita, panggilan akrabnya, yang maju dari daerah pemilihan Sumut 1  atau Medan A kepada wartawan, Jumat (09/02/2024). 

Selama ini Wita dianggap sebagai penyelamat bagi kaum perempuan dalam skala kecil. Sebagai bidan kampung, Wita banyak menolong persalinan kaum ibu di seputaran tempat tinggalnya di kawasan Mandala, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan. 

"Kebanyakan pasien dari masyarakat kelas bawah yang tidak berkecukupan biaya untuk bersalin. Ada pasien dari kawasan Percutseituan dan daerah lainnya," terang Wita. 


Wita dikenal pasiennya bekerja dengan hati. Di tempat praktiknya di Jalan Tangguk Bongkar, Wita senantiasa sabar melayani pasiennya. Terkadang Wita juga mendatangi kediaman pasiennya yang memang butuh pertolongan untuk persalinan. 

"Bagi saya, membantu persalinan pasien yang lebih diutamakan dengan sepenuh hati. Karena obat-obatan maupun pertolongan medis menurutnya khasiat nomor dua untuk sebuah kesembuhan. Paling utama dan yang terpenting adalah memperlakukan dan melayani pasien dengan hati tulus dan ikhlas," ujarnya. 

Bagi Wita, membantu persalinan pasien menjadi kebahagiaan tersendiri. "Bahagia rasanya jika persalinan berjalan lancar," katanya. 

Maju menjadi calon legislatif, bagi Wita, selain berjuang untuk membela hak-hak kaum perempuan, juga menjadi pipa saluran dalam menyampaikan aspirasi masyarakat. 

"Seperti memperjuangkan pelayanan kesehatan, dan membantu masyarakat kelas bawah untuk mendapatkan berobat gratis di fasilitas-fasilitas kesehatan milik pemerintah," kata ibu yang memiliki empat anak ini. 

Perempuan kelahiran 8 September 1984 ini bertekad agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan maksimal ketika sakit. Termasuk mengedukasi masyarakat lewat pola hidup sehat. 

"Tapi tentunya semua itu harus didahulukan dengan kesejahteraan bagi masyarakat. Bagaimana masyarakat bisa mencegah sakit, sedangkan untuk makan sehari-hari saja sulit," terang Wita yang mengusung tagline Sejahtera Kita Bersama. 

Sejalan dengan Partai Golkar yang mengutamakan pelayanan kesehatan melalui program Yellow Clinic, Wita juga terus mendorong agar program pelayanan kesehatan berjalan maksimal pada fasilitas kesehatan yang disediakan negara.

"Jangan sampai ada masyarakat tak bisa berobat karena tak ada duit. Apalagi banyak program kesehatan dari pemerintah pusat yang dibuat Presiden Jokowi maupun Pemerintah Kota Medan yang memastikan berobat gratis bagi masyarakat tak mampu pakai UHC. Hanya tinggal keseriusan kita mengawal program-program tersebut agar mudah diakses masyarakat serta pelayanannya di lapangan berjalan baik," katanya. 

Wita berharap niatnya itu bisa terkabul. Caleg nomor urut 8 ini pun menjemput dukungan dan mengapungkan doa dari masyarakat, khususnya yang berdomisili pada 11 kecamatan di Kota Medan yang masuk Daerah Pemilihan Sumut 1.

"Saya akui, saya ini caleg modal oas-pasan. Jangan harapkan sembako atau buah tangan sekarang. Duit saya hanya dicukup-cukupkan untuk operasional keliling, door to door menemui masyarakat. Tapi saya bertekad ingin menang dan bisa duduk menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara. InsyaAllah masyarakat mau mendukung dan mencoblos saya. Kalau nanti saya sudah menang dan dilantik, saya pastikan sejahtera kita bersama dan fokus pada program kesehatan masyarakat," pungkasnya. 

Menguatkan hal tersebut, tokoh pemuda yang juga aktivis gerakan serta buruh tinta Edison Tamba atau akrab disapa Edoy ini,  mengakui  sosok Wita Wahyuni sebagai bidan yang selalu ikhlas menolong masyarakat kecil, tanpa lelah dan pamrih. 

"Kalau bicara tenaga Kesehatan  (Nakes) yang ikhlas menolong tanpa pamrih, seperti Bidan Margaret, Nek Nonong atau Bidan Rusinem. Wita Wahyuni ini salah satu bidan yang layak menyandang nakesnya kaum marginal," pungkas Edoy.(imc/rel) 



Komentar

Berita Terkini