|

Ekspedisi Geopark Kaldera Toba SMSI, Kearifan Lokal dan Keindahan Menakjubkan

Rombongan peserta Ekspedisi Geopark Kaldera Toba Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) menyinggahi Geosite Hutaginjang, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Provinsi Sumatera Utara, Sabtu (04/02/2023).(foto: bsk) 


INILAHMEDAN - Tapanuli Utara: Rombongan peserta Ekspedisi Geopark Kaldera Toba Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) menyinggahi Geosite Hutaginjang, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Provinsi Sumatera Utara, Sabtu (04/02/2023).

Kegiatan yang difasilitasi SMSI Sumatera Utara dalam rangkaian menyemarakkan Hari Pers Nasional (HPN) di Sumut dihadiri Ketua Umum SMSI Firdaus beserta rombongan, sejumlah pengurus SMSI provinsi dan pengurus SMSI kab/kota se-Indonesia.  

Dalam rangkaian itu, peserta ekspedisi akan mengunjungi sejumlah spot wisata Geopark Kaldera Toba, berikut melihat dari dekat adat istiadat dan kearifan lokal masyarakat setempat.

"Keindahan alam yang sangat menakjubkan," seru Ketua Umum SMSI Firdaus begitu menjejakkan kakinya di Geosite Hutaginjang, Kabupaten Tapanuli Utara.


Ketua SMSI Sumut Erris Julieta Napitupulu bersyukur HPN 2023 digelar di Sumut. "Tentunya SMSI sebagai konstituen Dewan Pers dapat berpartisipasi memeriahkan HPN dengan agenda Ekspedisi Kaldera Geopark Toba," ungkap Erris.

Erris berterimakasih kepada Ketua Umum SMSI Firdaus dan rombongan yang telah menyempatkan waktunya datang ke Sumut untuk mengikuti Ekspedisi Kaldera Geopark Toba.

"Hari ini peserta Ekspedisi Kaldera Geopark Toba juga akan digiring mengitari sejumlah objek wisata Kabupaten Taput lainnya," cetus Erris.

Terlaksananya Ekspedisi Kaldera Geopark Toba SMSI Sumut tak terlepas dari dukungan seluruh stakeholder. Di antaranya Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Kapolda Sumut Panca Simanjuntak, Bupati Taput Nikson Nababan, Bupati Samosir, Bupati Sergai dan para Forkominda se-Sumut.

Sebagaimana diketahui, Geosite Hutaginjang letaknya berada di Desa Hutaginjang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara. Nama desa itu diartikan sebagai Kampung Tinggi atau kawasan yang berada di ketinggian. Di sana, pengunjung bisa menyaksikan deretan bukit yang mengelilingi Danau Toba dengan hawa yang sejuk.

Geopark Kaldera Toba yang kini menjadi tujuan wisata dunia, merupakan kawasan gunung berapi. Geopark Kaldera Toba ini terjadi karena peristiwa letusan gunung api yang sangat dahsyat. Kaldera Toba merupakan kaldera terbesar di dunia yang terbentuk pada zaman Kuarter dalam kurun waktu 1,2 juta tahun lalu.

Danau Toba merupakan hasil letusan Supervolcano yang terjadi pada 74.000 tahun lalu. Akibat dari letusan tersebut terjadi kawah besar dan terus menerus diisi air sehingga menjadi danau.

Kawasan hasil dari dampak letusan Supervolcano Toba menyisakan bentangan alam yang khas dan sangat indah di mana didiami penduduk suku Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Karo dan Pakpak.

Dalam situs warisan alam, di kawasan Geopark Kaldera Toba terdapat kekayaan flora dan fauna di mana masyarakat Batak mendiami kawasan di tepian danau di lahan hasil letusan Gunung Toba Supervolcano. Kemudian kawasan itu dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan pertanian seperti bercocok tanam padi, kopi, bawang, mangga, jeruk, terong belanda, kemenyan, andaliman, dengan fauna seperti Harimau Sumatera, ikan Batak, kambing putih dan lainnya yang mewariskan tradisi dan menjadikan kebudayaan dan adat istiadat masyarakat Batak sehingga menghasilkan kearifan lokal yang berkembang hingga saat ini.

Ulos Batak Toba dan Pakpak, ulos Batak Karo, Hiou di Batak Simalungun dengan pewarnaan yang unik didominasi warna merah putih dan hitam merupakan pewarnaan yang diambil dari tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar jejak letusan gunung api supervolcano. Begitu juga seni tarian Tor-tor Batak Toba, Merdang Mendem Batak Karo, Huda Huda Batak Simalungun.

Peristiwa letusan gunung api yang maha dahsyat tersebut telah memengaruhi kehidupan masyarakat sekitar kawasan dari aspek sosial budaya dan ekonomi mapun keanekaragaman hayati.

Rumah adat suku Batak yang sangat unik dibuat tanpa menggunakan pasak, tidak menggunakan paku tetapi menggunakan rotan dengan bentuk yang menyerupai perahu. Apabila terjadi tsunami danau, rumah adat tersebut dapat dijadikan perahu.

Ekspedisi Kaldera Geopark Toba tak hanya sampai di sini saja, tapi akan berlanjut ke Kabupaten Samosir, Humbang Hasundutan, Kota Pematangsiantar, Kabupaten Serdang Bedagai dan berakhir di Kota Medan.(imc/bsk)

Komentar

Berita Terkini