|

Harga Cabai Merah Turun, Sibolga Alami Deflasi 0,05 Persen

Komoditas cabai merah penyumbang deflasi Sibolga di November 2022.(foto: riz) 


INILAHMEDAN - Sibolga: Tiga kota sampel Indeks Harga Konsumen (IHK) di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia kompak mengalami deflasi di November 2022. Kota Sibolga mengalami deflasi 0,05 persen (mtm), Padangsidimpuan deflasi 0,27 persen (mtm) dan Kota Gunungsitoli deflasi 0,37 persen (mtm).

Kepala KPw BI Sibolga Yuliansah Andrias mengatakan terjadinya deflasi di tiga kota IHK ini secara umum dipicu oleh penurunan harga kelompok makanan dan minuman, terutama komoditas pangan strategis seperti cabai merah, cabai hijau dan cabai rawit. 

Ketiga komoditas bumbu dapur primadona masyarakat tersebut kompak mengalami penurunan harga, sejalan dengan terjaganya jumlah pasokan di pasar. Hal ini juga didukung meningkatnya hasil panen pada beberapa daerah sentra produksi.

“Kenaikan daging ayam ras dan beras ditengarai menjadi komoditas yang memiliki andil inflasi di Kota Sibolga dan Padangsidimpuan. Sedangkan di Kota Gunungsitoli, andil inflasi dipengarhui tarif angkutan udara,” ujar Yuliansah di Sibolga, pada Jumat (02/12/2022).

Ia memaparkan, bahwa terjadinya kenaikan harga daging ayam ras di Kota Sibolga dan Kota Padangsidimpuan, didorong oleh lonjakan harga pakan ternak yang masih berlangsung.

“Harga beras juga masih mengalami gejolak yang dipengaruhi oleh penurunan produksi beras nasional, disamping meningkatnya biaya produksi,” jelasnya.

Yuliansah kemudian merinci perkembangan inflasi di ketiga kota IHK yang berada di wilayah kerjanya tersebut. Kota Sibolga mengalami deflasi 0,05 persen (mtm), komoditas pemicunya, cabai merah 0,31 persen, bawang merah 0,07 persen dan kelapa 0,05 persen.

Sedangkan komoditas yang memiliki andil inflasi di antaranya, daging ayam ras sebesar 0,06 persen, ikan kembung 0,06 persen dan sabun cuci batangan 0,04 persen.

“Secara tahun kalender, Kota Sibolga mengalami inflasi sebesar 4,92 persen (ytd) dan secara tahunan inflasi sebesar 5,09 persen (yoy),” sebutnya.

Kemudian Kota Padangsidimpuan juga deflasi sebesar 0,27 persen (mtm), komoditas pemicunya, cabai merah 0,17 persen, cabai hijau 0,04 persen dan ikan mas 0,03 persen. Sedangkan komoditas penyumbang inflasi  di antaranya, emas perhiasan 0,05 persen, beras 0,02 persen dan pisang 0,02 persen.

“Secara tahun kalender, Kota Padangsidimpuan mengalami inflasi sebesar 5,73 persen (ytd) dan secara tahunan mengalami inflasi 6,10 persen (yoy),” katanya.

Tambahnya, Kota Gunungsitoli juga mengalami deflasi sebesar 0,37 persen (mtm), dengan komoditas pemicu cabai merah 0,53 persen, cabai rawit 0,08 persen dan ikan kembung 0,01 persen.

Tarif angkutan udara mengambil alih posisi sebagai penyumbang inflasi di Kota Gunungsitoli dengan porsi 0,08 persen, disusul ikan kakap merah 0,03 persen dan mainan anak 0,03 persen.

“Secara tahun kalender, Kota Gunungsitoli mengalami inflasi sebesar 3,87 persen (ytd) dan secara tahunan inflasi sebesar 4,52 persen,” papar Yuliansah.(imc/riz) 


Komentar

Berita Terkini