|

Maraknya Pembobolan Rekening Bank, Polri Lakukan Penyelidikan Intensif


Kadiv Humas Polri Irjen Dedi. (foto : dok) 
INILAHMEDAN - Jakarta : Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terus menyelidiki maraknya kasus pembobolan rekening nasabah bank. Demikian Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo.

Dia mengatakan, salah satu cara pembobol rekening yaitu melalui teknik skimming kartu ATM. Pencairan dananya dilakukan di luar negeri atau disuatu daerah yang berbeda dengan domisili si pemilik kartu.

" Sumber kebocoran data nasabah itu bisa dari mana pun, bahkan termasuk kelalaian nasabah sendiri yang mengirim data pribadinya ke berbagai pihak, semisal saat mengisi aplikasi tertentu di internet," ujarnya pada Senin (30/05/22).

Dedi menegaskan, meski telah menangkap sejumlah eksekutor, pihaknya tidak akan berhenti menyelidiki perkara tersebut. Polisi masih terus mengusut kasus pembobolan rekening nasabah hingga ke dalangnya.

" Jadi memang ini kejahatan yang terorganisir. Ada yang mengambil data, menduplikasi, mencetak, menjual dan mengambil duitnya. Pelaku cenderung mencari celah bagaimana teknologi bisa direkayasa, mereka terus mempelajari itu," terangnya. 

Adapun selain skimming, modus kejahatan lain terhadap nasabah dan bank yakni penggunaan data pribadi. Data tersebut digunakan untuk membuat kartu ATM dan buku rekening baru atas nama korban dicabang berbeda.

Untuk modus ini, menurutnya, pihaknya juga masih mendalami dengan melihat berbagai kemungkinan, seperti sumber kebocoran data pribadi korban. 

Selain itu, sambungnya, tidak menutup kemungkinan dugaan adanya keterlibatan nasabah pada aksi kejahatan tersebut.

" Sebab, pelaku kejahatan dapat membuat identitas baru dengan menggunakan data pribadi yang dimiliki korban, bahkan sampai mengetahui nama ibu kandung nasabah. Setelah rekeningnya dibobol, nasabah meminta bank untuk mengganti dana direkening yang telah dikuras," jelasnya. 

Namun begitu, dia mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati saat menggunakan ATM, termasuk mengirim data pribadi ke pihak lain. Dia juga meminta masyarakat jangan terkecoh dengan mengirimkan informasi pribadi ke call center, website, sms dan akun palsu yang mengaku akun resmi perbankan disosial media.

" Masyarakat untuk tetap menyimpan uangnya di bank, tidak perlu risau dengan sistem keamanan bank. Sebab, modus operandi yang dilakukan pelaku umumnya memanfaatkan kelengahan nasabah dan bukan menjebol keamanan perbankan," sebutnya. 

Sebelumnya, polisi menangkap tiga pelaku berstatus Warga Negara Asing (WNA) yang membobol uang dari rekening nasabah BPD Riau Kepri Cabang Batam, pertengahan Mei lalu. Mereka diringkus di Bali saat hendak menyeberang ke Lombok. (imc/joy) 


Komentar

Berita Terkini