|

Gubernur Edy Lakukan Tiga Langkah Antisipasi Wabah PMK di Sumut

Gubernur Edy Rahmayadi memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Wabah PMK di Sumut bersama para Kepala Dinas Peternakan Kabupaten/Kota se-Sumut di Aula Tengku Riza Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan, Jumat (13/05/2022).(foto: bsk) 


INILAHMEDAN - Medan:  Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menyiapkan tiga langkah antisipasi menyikapi kasus wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak yang sepekan terakhir menjadi perhatian secara nasional. Tiga langkah itu yakni deteksi, sosialisasi dan isolasi.

Demikian disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Wabah PMK di Sumut bersama para Kepala Dinas Peternakan Kabupaten/Kota se-Sumut di Aula Tengku Riza Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan, Jumat (13/05/2022).

Hadir Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melalui sambungan jarak jauh (virtual), Pangdam I/BB Mayjen TNI Daniel Chardin, Direktur Kesehatan Hewan Ditjen PKH Kementan Nuryani Zainuddin, serta Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut Azhar Harahap.

Gubernur Edy yang memimpin rakor tersebut menegaskan tiga langkah yang segera diambil untuk mengantisipasi wabah PMK, yaitu pertama adalah mendeteksi keberadaan hewan ternak seperti sapi, kerbau dan kambing. Apakah ada indikasi (tanda klinis) seperti demam, nafsu makan hilang, lepuh di hidung, lidah, mulut dan kuku, air liur keluar secara berlebihan, serta keluar leleran dari hidung.

“Antisipasi sejak kemarin sudah kita lakukan, dan hari ini kita mengumpulkan seluruh Kadis Peternakan. Secara tertulis kita informasikan kepada bupati dan wali kota agar segera mengambil langkah dengan kondisi yang ada ini. Kemudian langkah berikutnya kita akan sosialisasi, sehingga masyarakat tahu harus berbuat apa dan petugas siap melakukan apa,” ujar Gubernur.

Serta langkah ketiga, adalah melakukan isolasi, dengan menghentikan lalu lintas hewan ternak, seperti keluar masuk Sumut. Mengingat dari data 2.226 kasus terkonfirmasi di Provinsi Aceh, sebanyak 1.903 di antaranya terjadi di Kabupaten Aceh Tamiang, yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat.

Khusus Sumut, ada dua kabupaten yang tercatat ditemukan dugaan kasus PMK yang masih perlu dipastikan terlebih dahulu ke Laboratorium PMK Pusat Veteriner Farma (Pusvetma). Yakni Langkat dengan total 337 kasus (hewan ternak) dari Kecamatan Besitang dan Pematangjaya. Serta Kabupaten Deliserdang dengan total 261 kasus dan tersebar di lima kecamatan yakni Galang, Hamparanperak, Pagarmarbau, Percut Seituan dan Tanjungmorawa. Sehingga totalnya menjadi 598 kasus.

Sebelumnya, dalam rakor tersebut, Mentan Syahrul Yasin Limpo menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Sumut yang dinilai cepat tanggap dalam mengambil langkah antisipasi kejadian wabah PMK ini. Secara umum, kondisi ini memang mengkhawatirkan dunia, termasuk Indonesia, di mana Provinsi Aceh dan Jawa Timur menjadi yang terbanyak kasus terkonfirmasi ditemukan yakni 2.226 dan 2.917 kasus (data Ditjen PKH).

Mentan berharap Gubernur Sumut bisa menghimpun upaya antisipasi dimaksud. Sehingga tidak ada yang memberikan informasi sendiri-sendiri, dengan mengutamakan validasi data, serta kerja sama yang kuat setiap daerah dan unsur.

“Karena itu ada Satgas tingkat nasional. Dan kami harapkan untuk tingkat provinsi dan kabupaten kota juga dibentuk. Kepada Direktorat Jenderal kami harapkan selalu berkomunikasi dengan Gubernur untuk pengobatannya. Termasuk vaksin lokal atau nasional, akan kita buat,” jelas Syahrul yang menegaskan tidak perlu membeli vaksin.(imc/bsk)



Komentar

Berita Terkini