|

Strategi USU Menuju Universitas Internasional

Rektor USU Dr Muryanto Amin SSos MSi saat memaparkan strategi USU menuju universitas internasioal, Minggu (26/12/2021). (foto: Vera) 


INILAHMEDAN - Medan: Berbagai upaya dan strategi dilakukan Universitas Sumatera Utara (USU) untuk menuju universitas internasional. 

Diakui Rektor Dr Muryanto Amin SSos MSi, USU telah menyiapkan “exist program” yang diterapkan dalam kebijakan umum selama lima tahun. Program itu yakni fokus dengan excellent human integrity, smart friendly and freen campus, global society impact, good university governance dan sustainable funding. Program itu untuk mendukung target USU menjadi universitas internasional.

"Program internasionalisasi USU telah digulirkan dan tengah dilaksanakan melalui 6 program prioritas, yakni melakukan revitalisasi kelembagaan dan tata kelola adaptif, adaptasi tugas Tri-Dharma, penataan infrastruktur, digitalisasi kampus, enterprise kampus, dan kerja sama," kata Muryanto saat coffee morning dengan wartawan, Minggu (26/12/2021).

Perubahan tata kelola lembaga, kata Muryanto, dilakukan secara bertahap yaitu merevisi struktur organisasi yang agile dan memenuhi capaian kinerja organisasi, meningkatkan kualitas sumber daya dosen dan tenaga kependidikan, merevitalisasi seluruh sarana prasarana dalam prinsip sharing tools dan memperkuat fasilitas laboratorium yang dimiliki.

Untuk bidang akademik, sambung Muryanto, substansi yang sangat penting yang akan diadaptasi adalah meningkatkan kemampuan digitalisasi proses pembelajaran melalui hybrid learning process dan memfasilitasi terciptanya kelas kolaboratif dan partisipatif. Dalam bidang riset dan pengabdian masyarakat yang terus digiatkan adalah memperbanyak riset terapan melalui research group dengan TKT yang sesuai untuk mencapai hilirisasi.

"Menyahuti kebijakan Kemendikbudristek yang menetapkan tiga tema riset yang akan mendapatkan prioritas pendanaan yaitu tema blue economy, green economy, dan digital/artificial intelligence, USU mulai membangun kekuatan baru dengan mengoptimalkan seluruh potensi dosen dan guru besar dalam menghadapi tantangan tersebut," papar Muryanto.

Program prioritas pertama MBKM yang dilakukan USU adalah dekonstruksi, rekognisi dan relaksasi kurikulum pembelajaran agar tidak lagi konvensional. Mengundang dosen praktisi dan dunia industri untuk memberikan best experiences kepada para mahasiswa agar lebih cepat beradaptasi mengatasi permasalahan yang sangat sulit diprediksi terjadi secara nyata di masyarakat.

Program prioritas kedua adalah matching fund melalui platform Kedai Reka. Setiap rupiah yang diberikan perusahaan kepada universitas untuk riset terapan akan diberikan padanannya oleh Kemendikbudristek.

Transformasi ini menjadi bagian dari rangkaian kebijakan USU agar capaian indikator kinerja utama dapat memenuhi gold standard.

Transformasi ketiga ada pada bidang pengabdian masyarakat yaitu program pengabdian masyarakat yang direncanakan untuk luaran yang dapat memberikan nilai tambah ekonomis secara jelas dan terukur untuk kesejahteraan masyarakat. Model pengabdian masyarakat Universitas Sumatera Utara harus menyasar di antaranya IKU 5 (Indikator Kinerja Utama 5) bahwa hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat atau mendapat pengakuan internasional, jelas Muryanto.(imc/vera)

Komentar

Berita Terkini