|

Resmikan Rumah Adat Melayu, Wali Kota Umar: Jangan Lupakan Budaya

Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan saat meresmikan rumah adat Melayu sekaligus pembukaan pelatihan menenun kain Songket di Rumah Adat Melayu Jalan Badak, Kel Bandar Utama, Rabu (14/07/2021). (foto: ist) 


INILAHMEDAN - Tebingtinggi: Rumah adat Melayu dan kerajinan tenun Songket merupakan bagian budaya yang sedari dulu sudah ada di Kota Tebingtinggi. Karena kemajuan zaman dan perkembangan teknologi yang cukup cepat membuat budaya tersebut terlupakan masyarakat. 

"Dengan diresmikannya rumah adat Melayu dan pembukaan pelatihan tenun kain songket, Pemko Tebingtinggi menginginkan masyarakat tidak melupakan budaya yang pernah ada di Kota Tebingtinggi," kata Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan saat meresmikan rumah adat Melayu sekaligus pembukaan pelatihan menenun kain Songket di Rumah Adat Melayu Jalan Badak, Kel Bandar Utama, Rabu (14/07/2021). 

"Kami teringat kalau yang kita kerjakan saat ini meneruskan pekerjaan yang sudah ada, yang sempat hilang, yang harus kita bangkitkan lagi. Kita ingin adat budaya tak kita tinggalkan," kata Wali Kota. 

Ditambahkan Wali Kota, agar rumah adat Melayu dan kerajinan tenun Sngket dapat menjadi ikon baru Kota Tebingtinggi guna menarik wisatawan. 

"Kita tampilkan kebersihan, senyuman dan kekhasan kita, jadikan ini sebagai icon Kota Tebingtinggi dan salah satu tujuan kota wisata. Inovasi kreatifitas bisa tumbuh dan berlanjut. Terimakasih kepada warga sekitar, mudah-mudahan mendukung kegiatan budaya kita dan investasi lain akan terus tumbuh di Kota Tebingtinggi," tutup Wali Kota.  

Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Idham Khalid selaku ketua panitia menjelaskan acara tersebut merupakan rangkaian hari jadi ke-104 Kota Tebingtinggi. 

Habibi Mardika Putra selaku Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al Hasyimiah dan cucu pemilik rumah adat Melayu/Ahli Waris menyampaikan bahwa produk kain tenun yang dihasilkan memiliki corak dari Melayu Tebingtinggi, sehingga ada pembeda dengan songket lain. 

Pada kegiatan tersebut, Pemko Tebingtinggi memberikan bentuk dukungan melalui kebudayaan, berupa hibah alat tenun 2 buah dan pelatihan untuk 10 orang masyarakat selama 20 hari sampai bisa dan terampil untuk membuat tenun kain songket.(imc/tuah)

Komentar

Berita Terkini