Ini 7 Tantangan Penanggulangan HIV/AIDS di Sumut
INILAHMEDAN - Medan: Provinsi Sumatera Utara berdasarkan data kumulatif dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, kasus HIV ada 4182 dan AIDS ada 5180 dengan jumlah total 9362 ODHA. Dengan jumlah ini, ada 7 tantangan yang dihadapi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sumut dalam menanggulanginya.
Sekretaris KPA Sumut Rachmatsyah mengatakan, 7 tantangan dalam penanggulangan HIV/AIDS di Sumut yaitu pertama belum semua kabupaten/kota membentuk KPA sebagai lembaga koordinasi dalam penanggulangan HIV dan AIDS di daerah.
"Kedua KPA provinsi dan kabupaten/kota yang aktif dalam penanggulangan HIV dan AIDS masih belum memiliki anggaran yang cukup untuk melakukan upaya penanggulangan HIV dan AIDS secara maksimal. Ketiga koordinasi penanggulangan HIV dan AIDS masih belum berjalan dengan baik," katanya, Kamis (28/11/2019).
Kemudian yang keempat masih adanya stigma dan diskriminasi terhadap para ODHA dari masyarakat. Kelima perkembangan kasus HIV dan AIDS masih didominasi usia produktif dengan faktor risiko utama hubungan seks.
"Untuk yang keenam masih belum maksimalnya penemuan kasus HIV dan AIDS dan ODHA yang harus mendapatkan CST (Care, Support dan Treatment). Dan yang ketujuh masih belum maksimalnya keberanian masyarakat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, Klinik VCT untuk mengetahui status HIV-nya," ujarnya.
Dikatakannya, hal di atas sangat perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak baik jajaran pemerintahan maupun masyarakat secara komprehensif dan momentum peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) 2019 ini hendaknya mendorong semuanya untuk menghindari semua faktor risiko penularan HIV dan memberanikan diri untuk mengetahui status HIV-nya demi mendapatkan treatment yang lebih dini sehingga penularan dapat ditanggulangi lebih cepat.
"Untuk itu, tepat sekali tema peringatan HAS Tahun 2019 yang berbunyi 'Bersama Masyarakat Meraih Sukses'. Melalui tema ini diharapkan seluruh masyarakat ikut serta dalam pencapaian Sukses 3 Zero pada tahun 2030. Tidak Adanya Infeksi HIV yang baru, tidak adanya stigma dan diskriminasi dan tidak adanya orang yang meninggal karena HIV," tandasnya. (imc/fat)