|

Tim Ekspedisi Kas Keliling BI Sosialisasi Peredaran Upal di Pulau Rupat


INILAHMEDAN - Riau: Tim Ekspedisi Kas Keliling Kepulauan Terluar, Terdepan, dan Terpencil (3T) Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumatera Utara tiba di Pulau Rupat yang juga merupakan pulau terluar di Indonesia. Di pulai ini tim memberikan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah guna mengantisipasi terjadinya peredaran uang palsu (upal).

Tim Ekspedisi Kas Keliling Kepulauan 3T yang menggunakan kapal KRI Lemadang 632 dengan Kapten Kapal Mayor Laut (P) Pungki Kurniawan tiba di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Senin (92/09/2019) pukul 12:00 WIB, setelah melakukan perjalanan panjang dari Pulau Berhala, Sumatera Utara pada Minggu (01/09/2019) pukul 17:00 WIB.

Setelah kapal bersandar di dermaga Pulau Rupat, tim yang dipimpin Kepala Rombongan Syamsul Bakti dan dikawal anggota TNI AL bergerak menuju SMA Negeri 1 Rupat menggunakan kendaraan mobil pickup dan sepedamotor untuk memberikan sosialisasi dan bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) di sekolah tersebut.

Kepala rombongan Tim Ekspedisi, Syamsul Bakti mengatakan, kehadiran Bank Indonesia di pulau terluar ini dan memberikan sosialisasi tentang ciri-ciri keaslian uang rupiah untuk mengantisipasi terjadinya peredaran uang palsu. Apalagi di pulau yang terletak di Selat Malaka ini sangat rawan terjadinya peredaran uang palsu. 

"Pulau Rupat ini termasuk di Selat Malaka, kecenderungan terjadi peredaran uang palsu di tengah laut. Makanya kita hadir di sini memberikan sosialisasi tentang ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada masyarakat terutama generasi muda, supaya dapat membedakan uang rupiah asli dan uang rupiah palsu," ujarnya seraya menyebutkan tim juga membuka kas keliling melayani penukaran uang baru dengan uang lusuh. 

Sementara itu, Kepala SMAN 1 Pulau Rupat, Mimi Amriza menyampaikan terima kasih atas kehadiran BI yang telah memberikan sosialisasi tentang ciri-ciri keaslian rupiah, terutama kepada anak-anak didik, serta para guru. Karena ini sebagai suatu pembelajaran dan pengetahuan bagi siswa untuk membedakan uang asli dan uang palsu. 

"Apalagi di sini merupakan daerah perairan, tentunya banyak dimanfaatkan untuk peredaran uang palsu. Jadi dengan adanya sosialisasi keaslian rupiah dari BI kepada kami ini, kami tidak bisa ditipu lagi dengan uang palsu," ujar kepala sekolah. 

Selain itu, pihaknya juga mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan BI kepada SMAN 1 Rupat ini, berupa peralatan olahraga dan seni, semoga berguna dan bermanfaat bagi siswa di sekolah tersebut dan lebih semangat untuk belajar. 

"Semoga BI terus maju memberikan sosialisasi tentang uang rupiah ke pulau-pulau terluar lainnya agar masyarakat lain juga tidak bisa ditipu kalau diberi uang palsu," harapnya. 

Sementara itu, salah seorang siswa kelas 3 SMAN 1 Rupat, Mimi Syafitri juga mengaku senang dengan kehadiran Tim Kas Keliling BI Medan yang telah memberikan sosialisasi tentang rupiah, karena bisa menjadi tahu tentang Bank Indonesia dan bisa membedakan uang rupiah yang asli dan palsu. 

"Sebelumnya kita kan tak tahu, dapat uang palsu terus dibelanjakan, jadi dengan sosialisasi ini kita tak lagi bisa ditipu. Karena kita diajarkan cara melihat uang asli dengan 3D, dilihat, diraba, diterawang," ujar Mimi Syafitri yang didampingi sahabatnya Nur Hidayati. 

Mimi Syafitri mengaku di pulau tersebut sangat susah untuk mendapatkan uang yang baru, bahkan kalau belanja di kedai sering mendapatkan kembalian uang yang jelek atau lusuh. 

"Kalau mau dapat yang baru harus tukar ke bank dulu, tapi kalau belanja di kedai selalu dapat uang yang jelek, ada yang koyak dan dicoret-coret. Harapan kami BI datang lagi kemari membawa uang baru dan memberikan sosialisasi ke sekolah lainnya agar mereka juga tahu membedakan uang asli dan uang palsu," harapnya. (imc/fat )
Komentar

Berita Terkini