|

Diduga Sarat Masalah, Usut Proyek Gedung Kuliner di TPI Tanjung Beringin


INILAHMEDAN - Serdangbedagai: Proyek pembangunan gedung kuliner di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Dusun I, Desa Tebingtinggi, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) Sumatera Utara, disorot banyak pihak karena belum juga rampung. 

Proyek dengan anggaran miliaran rupiah itu hingga kini belum juga rampung dan diduga menyisakan banyak masalah dalam pengerjaannya.

Berdasarkan pemantauan wartawan yang berkunjung ke sana, Sabtu (19/01/2019), alat penerangan gedung kuliner dan musala belum ada. Bahkan pedagang yang akan melaksanakan salat berjamaah harus memakai lampu sendiri.

"Proyek ini harus segera diusut penegak hukum karena kita duga banyak masalah dalam pengerjaannya," kata kata Sekretaris Aliansi Jurnalis Hukum Sergai Azwen Fadli didampingi Ketua NGO PMBDS Sergai usai melakukan kunjungan di TPI Tanjung Beringin tersebut.

Proyek itu sendiri berasal dari Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Sergai yang sumber dananya dari Bantuan Keuangan Provinsi (BKP) yang masuk dalam APBD Sergai 2018 mencapai Rp3.051.800.000.

Di lokasi proyek banyak ditemukan kejanggalan pada beberapa titik bangunan. Misalnya pekerjaan pengecoran pada lantai diduga tidak menggunakan besi yang semestinya dengan ukuran 8 mm. Namun pihak rekanan diduga menggunakan besi 5 mm.

Sedangkan pada lantai bangunan musala dan gedung kuliner diduga menggunakan besi 2 inci, 3 inci dan 4 inci dengan ketebalan 2 mm sehingga ketahanan lantai dikhawatirkan.

Untuk pengadaan tanah timbun diduga menggunakan tanah yang ada di lokasi proyek dengan melakukan pengorekan menggunakan alat berat. Bahkan hasil pengorekan diduga sebagian sempat diperjualbelikan kepada warga.

Dugaan temuan lainnya pihak rekanan melakukan tumpang tindih dalam pekerjaan pengadaan sarana air bersih yang diduga memanfaatkan bangunan yang sudah ada sejak 2016 di lokasi pekerjaan tersebut.

PPTK Diskanla) Sergai yang juga menjabat Kasi Pengembangan Sarana TPI, Danil Tarigan saat dikonfirmasi wartawan, Senin (14/01/2019) lalu mengatakan tugasnya hanya memfungsikan kios kuliner dan belum membaca laporan dari konsultan pengawas. 

"Soal lampu penerangan akan kita cek, apa sudah hidup, apa belum, “ katanya ketika itu.

Kadiskanla Sergai Sri Wahyuni saat dikonfirmasi wartawan via WhatsApp, Jumat (18/01/2019) mengatakan masalah penerangan yang tidak berfungsi karena token listriknya belum diisi ulang.

"Masalah ada lantai retak itu masih tanggung jawab rekanan karena masih dalam masa pemeliharaan. Kalau masalah yang lain, kita tunggu saja hasil pemeriksaan dari BPK", kata Sri Wahyuni.

Sementara Ketua NGO PMBDS Sergai Aswad Sirait pada peninjauannya juga menemukan banyaknya keretakan pada bangunan. Seperti tembok, pagar, taman dan lantai selasar.

"Proyek ini harus segera diusut," tegas Aswad Sirait.

Aswad juga menyoroti proyek pembangunan pelabuhan mini di Desa Bagan Kuala. Serta bangunan custorik anggaran tahun 2010 yang sama sekali tidak pernah difungsikan.

"Bahkan kini pelabuhan mini tersebut terlihat terbengkalai," katanya. (imc/dipa)
Komentar

Berita Terkini