|

Siswa Miskin Diberhentikan dari Sekolah, Nurainun: Pak Gubernur, Tolonglah...

SMA Kartini Nila Raudhatul tempat siswa miskin yang diberhentikan dari sekolahnya karena kenakalannya. (imc/nirwani)

INILAHMEDAN - Serdangbedagai: Siswa Kelas III SMA Kartini Nila Raudhatul, Andiansyah (16), warga Desa Sei Rampah, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) diberhentikan dari sekolah karena kenakalannya. 

Andiansyah merupakan siswa miskin yang pembiayaan sekolahnya ditanggung pemerintah pusat. Kini dia terpaksa bekerja sebagai buruh kasar di perkebunan sawit dan membantu ibunya mengambil upahan jual bakso.

Andiansyah mengaku tak pernah mengira karena kenakalannya terpaksa diberhentikan dari sekolahnya. Andiansyah mengaku khilaf dan meminta maaf atas perbuatannya dengan melontarkan kata-kata kasar ketika salah seorang guru menamparnya dua kali.

"Saya terkejut saat ditampar. Tapi dengan spontan saya mengucapkan kata-kata kurang baik," akunya penuh penyesalan.

Nurainun, sang ibu, mengaku sedih lantaran anaknya tidak bisa bersekolah lagi. 

“Siang malam saya banting tulang untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak. Tapi anak saya malah diberhentikan. Saya sedih," ujar Nurainun.

Perempuan ini mengaku jika anaknya harus mengulang lagi di kelas III dirinya tak lagi sanggup membiayainya. Sementara ujian akhir anaknya yang akan tamat SMA tinggal dua bulan setengah lagi.

"Padahal dua bulan lagi dia mau ujian akhir. Kalau anak saya disuruh mengulang lagi, saya gak sanggup lagi membiayainya," keluh perempuan ini.

Nurainun bermohon kepada Gubernur Sumatera Utara agar memberikan solusi bagaimana anaknya bisa sekolah lagi karena waktu ujian semakin dekat.

"Saya ingin anak saya bisa menamatkan sekolahnya. Tolonglah Pak Gubernur. Saya ini orang miskin," mohon Nurainun.  

Kepala SMA Kartini Nila Raudhatul Akmal Lubis mengatakan keputusan pihak sekolah memberhentikan Andiansyah dari sekolah karena kelakuan siswa tersebut sudah sulit dimaafkan.

"Andiansyah banyak melakukan kesalahan. Yang paling fatal saat dia mengeluarkan bahasa kotor kepada guru-guru," kata Akmal Lubis.

Akmal menjelaskan kalau para guru mengaku sudah tidak sanggup lagi mendidik Andiansyah dan akhirnya mereka mempersilakan siswa itu cari sekolah lain yang bisa menampungnya.

"Jika dia mengikuti ujian di sekolah ini, tetap saja tidak akan diluluskan. Tapi jika saja dia memang kurang dalam pendidikan tapi dia rajin masuk sekolah dan memiliki budi pekerti yang baik maka ini bisa jadi pertimbangan atas kelulusannya," katanya. (imc/nirwani)
Komentar

Berita Terkini