|

Tak Beretika Berbicara, Komisi C Bentak Pengusaha Diamond Spa

Rapat Dengar Pendapat Komisi C DPRD Medan dengan pengusaha Diamond Spa, Bagas Sagala di DPRD Medan. (foto: istimewa)

INILAHMEDAN - Medan: Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi C DPRD Medan dengan pemilik Diamond Spa Jalan Sei Belutu, Bagas Sagala, berakhir ricuh, Selasa (18/04/2017).

Kericuhan dipicu karena Bagas Sagala dinilai tidak memiliki etika berbicara dan mempertontonkan sikap arogansinya pada rapat tersebut. Puncaknya, Bagas Sagala dibentak di ruang rapat. Namun pemilik Spa itu terkesan menantang.

Sejak awal rapat, anggota Komisi C Mulia Asri Rambe yang biasa disapa Bayek terus memperhatikan sikap dan lagak Bagas Sagala. Pada rapat yang hari itu diketuai Anton Panggabean, bermula saat Sekretaris Komisi C Zulkifli mempertanyakan dan meminta kelengkapan surat izin usaha dan pajak Diamond Spa. Belum selesai Zulkifli berbicara, Bagas Sagala lekas menyela Zulkifli dengan suara tinggi.

"Bagaimana saya mau membawa surat izin karena usaha yang saya kelola izinnya lengkap. Pertanyaan bapak yang meminta saya harus membawa surat izin seolah-olah saya ini mau dieksekusi saja. Saya pikir saya datang kemari hanya untuk diskusi saja," ketus Bagas Sagala kepada Zulkifli dengan suara lantang.

Tak lama Andi Lumban Gaol, anggota Komisi C lainnya, mempertanyakan soal besaran pajak yang diberikan Diamond Spa kepada Dispenda Medan. Nah, belum lagi Andi selesai bertanya, Bagas Sagala kembali lagi menyela.

"Dispenda Medan menetapkan pajak hiburan kepada Diamond Spa sebesar 35 persen. Kita rutin membayar pajak di sekitaran 5 juta rupiah perbulan," sela Bagas Sagala.

Ketika Andi menanyakan kembali mengenai besaran pajak yang dikenakan Dispenda, belum lagi Andi selesai bertanya, lagi-lagi Bagas Sagala memotong pembicaraan.

"Pengakuan Dispenda, DPRD yang membuat aturannya," potongnya.

Ketika Bagas Sagala ditanya DPRD mana yang membuat aturan, dia malah mengatakan tidak tahu. Ketika Andi masih bertanya lagi, lagi-lagi Bagas Sagala menyela pertanyaan dewan tersebut.

Nah, Bayek yang sejak tadi memperhatikan sikap pemilik Diamond Spa yang tidak memiliki etika berbicara akhirnya buka suara.

"Dari tadi saya perhatikan kau tidak ada sopannya dalam berbicara. Suka-suka hatimu saja ngomong kulihat. Kan ada waktumu berbicara setelah dewan selesai bertanya," bentak Bayek.

Tidak senang dibentak, akhirnya terjadi adu mulut dalam rapat tersebut. Lantas Bagas Sagala mengeluarkan telepon genggamnya. "Tunggu saya telepon seseorang," kata Bagas seolah menantang.

Bayek akhirnya membalas. "Telepon kau sekarang siapa yang mau kau bawa ke mari. Kami tunggu sekarang juga," tantang Bayek. Setelah itu Bagas Sagala beranjak keluar dari ruang rapat.

Menurut Bayek, perilaku yang ditunjukkan Bagas Sagala sangat tidak sopan dan beretika.

"Seharusnya dalam rapat tadi selesai dulu dewan kita (dewan) bertanya barulah dia menjawab. Ini, belum habis lagi dewan bertanya dia sudah menyela dengan suara tinggi. Kan ini tidak menghormati pimpinan rapat," kata Bayek.

Sementara Anton Panggabean mengatakan Komisi C DPRD Medan segera memanggil kembali Diamond Spa, Dispenda Medan dan Dinas Pariwisata terkait izin usaha dan pajak.

"Kita akan mengkonfrontir pengakuan Diamond Spa kepada dinas-dinas tersebut terkait izin usaha dan pajak yang dikenakan Dispenda Medan sebesar 35 persen. Kalau nantinya iamond Spa tidak memiliki izin usaha maka harus ditutup," tegas Anton Panggabean. (bsk)
Komentar

Berita Terkini