![]() |
Jupraini Sipahutar, Pnyuluh Agama Islam (PAI) non (Pegawai Negeri Sipil) PNS Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Sibolga. (foto: rel) |
INILAHMEDAN - Sibolga: Gaji kecil ditambah kondisi ekonomi yang sulit tidak menyurutkan niat Jupraini Sipahutar, Pnyuluh Agama Islam (PAI) non (Pegawai Negeri Sipil) PNS Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Sibolga menjalankan tugasnya menyuluh ke masyarakat, Rabu (23/10/2024).
Bukan hanya aktif sebagai PAI Non PNS, namun juga aktif sebagai guru di Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) Amanah Kota Sibolga dan Majelis Taklim Pengajian Nelayan (Kumpulan Nelayan Tolong Menolong) KNTM Kota Sibolga.
Jupraini Sipahutar menuturkan letak kantor sebagai tempat ia bertugas yaitu Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sibolga Selatan memang tidak terlalu jauh dari rumah, namun terkadang ia pernah berjalan kaki menuju KUA Kecamatan Sibolga Selatan dari rumahnya dikarenakan tidak mempunyai ongkos.
"Saya pernah ke KUA Kecamatan Sibolga Selatan berjalan kaki, saat itu saya tidak punya uang. Bukan hanya capek, tapi yang saya pikirkan adalah melaksanakan tugas," bebernya.
Akses jalan yang tidak mulus itu menurutnya berpengaruh terhadap perekonomian warga di sana. Betapa tidak, medan jalan yang rusak dan menanjak membuat setiap pengendara harus waspada. Ditambah tidak adanya mobil angkutan umum yang masuk track jalan KUA Kecamatan Sibolga Selatan. Tentunya dia harus turun menaiki becak untuk menuju ke KUA Kecamatan Sibolga Selatan. Kalau ada waktu, sang suami juga mengantar menggunakan sepeda motor.
Rasa lelah di perjalanan tak lagi terasa manakala telah bertemu dengan warga.
"Warga menyambut dengan antusias", lanjutnya.
Tepat pukul 14.00 WIB, ia bergerak menggelar kegiatan pengajian ibu-ibu nelayan yang tergabung dalam majelis taklim binaannya yaitu Majelis Taklim Pengajian Nelayan (Kumpulan Nelayan Tolong Menolong) KNTM Kota Sibolga. Ada 26 orang ibu-ibu yang antusias mengikuti kegiatan tersebut.
"Model Majelis Taklimnya seperti pengajian dari rumah ke rumah. Kegiatan belajar mengaji bagi ibu-ibu nelayan sebanyak 26 orang setiap hari Rabu,“ ujarnya.
Malam harinya, Ia beralih dari PAI Non PNS menjadi guru di TPQ Amanah yang dibentuknya. Hal tersebut dikarenakan Jupraini merasa prihatin dengan lingkungan sekitar.
Selesai salat maghrib, tampak anak-anak berkelompok datang ke sebuah rumah. Tidak lupa peci, sarung, dan hijab sorong juga ikut serta dibawa mereka. Juga terlihat iqro' dan Al-Qur’an tergenggam pula ditangan mereka.
Dengan rona bahagia menjemput ilmu, mereka akhirnya memasuki tempat mengaji. Secara tertib mereka mengambil tempat masing-masing menghadap ustadzah.
Terlihat Jupraini sudah bersiap mencurahkan ilmunya kepada para santri dan santriwatinya. PAI Non PNS ini tidak ingin aktivitas mengaji dan membaca Alquran hilang dari Kota Sibolga. Dia juga ikut serta mendampingi program maghrib mengaji.
Menurutnya, pembangunan fisik (infrastruktur) harus diimbangi dengan pembangunan mental spiritual khususnya keagamaan.
"Gerakan maghrib mengaji ini diharapkan menjadi budaya dan ciri khas masyarakat khususnya anak- anak di Kota Sibolga Kecamatan Sibolga Selatan, sehingga nilai-nilai spiritualitasnya terjaga," ucapnya.
Dari pandangannya, kegiatan dakwah di Kecamatan Sibolga Selatan dibandingkan kecamatan lain di Kota Sibolga sangat jauh berbeda dari segi kuantitas dan kualitas. Kesenjangan itu diakibatkan masih minimnya minat masyarakat terhadap baca tulis Alquran.
"Di sini sangat perlu mendapat perhatian dakwah. Saya bersyukur bisa bertugas di sini. Pagi di KUA, siang di Majelis Taklim, dan malam di TPQ. Semuanya demi umat," katanya.
Jupraini sudah aktif menjadi suluh, mengajar di TPQ dan membina Majelis Taklim sejak tahun 1998. Namun baru tahun 2011 terdaftar secara resmi menjadi Penyuluh Agama Islam Non PNS di Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Sibolga.
Sekarang dia aktif melayani suluh di KUA Kecamatan Sibolga Selatan yang dipimpin Kepala Kantor Urusan Agama (Ka KUA) Kecamatan Sibolga Selatan Apit Marekan.
Sebagai informasi, berdasarkan data Ditjen Dukcapil Kemendagri, jumlah umat berdasarkan agama Kota Sibolga yaitu, Islam 57.952 (58,7%), Protestan, 33.385 (33,82%), Katolik, 5.058 (5,12%) dan Buddha 2.327 (2,36%).(imc/rel)