|

Gubernur Edy Resmikan Museum Djoeang ’45 Sumatera Utara

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi meresmikan Museum Djoeang ’45 Sumut di Jalan Pemuda, Medan, Jumat (18/08/2022).(foto: bsk) 

INILAHMEDAN - Medan: Gubernur Sumut Edy Rahmayadi meresmikan Museum Djoeang ’45 Sumut di Jalan Pemuda, Medan, Jumat (18/08/2022). 

Peresmian itu bagian dari rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-78, tahun 2023. Peresmian ditandai dengan gunting pita dan mencoba aplikasi barcode berisi kisah perjuangan masa penjajahan.

Hadir di antaranya Ketua Dewan Harian Daerah (DHD) Badan Pembudayaan Kejuangan ‘45 Sumut Mayjen TNI Purn M Hasyim bersama para pengurus dan puluhan siswa SLTA. Turut mendampingi Kepala Badan Kesbangpol Sumut Ardan Noor dan Kadispora Sumut Baharuddin Siagian, serta sejumlah pejabat lainnya.

 Gubernur langsung menandatangani prasasti peresmian Museum Djoeang ’45. Selanjutnya meninjau lokasi museum yang terletak di lantai dua gedung tersebut. Sambil berjalan dan melihat, Gubernur mendengarkan kisah perjuangan dan sejarah di masa penjajahan yang ditampilkan pada dinding dalam ukuran besar.

Isinya berbagai kisah singkat perjalanan perjuangan bangsa Indonesia, khususnya di Sumatera Utara. Termasuk para tokoh perjuangan yang ada di provinsi ini, baik yang menjadi Pahlawan Nasional maupun nama-nama yang diajukan untuk mendapatkan pengakuan negara. Satu di antaranya seperti Tuan Arsyad Thalib Lubis.

Gubernur juga melihat peninggalan sejarah masa lalu, baik berupa senjata sebagai alat perang, alat komunikasi seperti radio, mesin tik, sepeda tua, hingga lembaran surat kabar yang terbit pada masa merebut kemerdekaan dan setelah proklamasi.

“Inilah agar anak cucu kita tahu sejarah, karena ini penting. Sebab negara ini bukan pemberian, atau kaisar seperti di Jepang. Negara Indonesia ini diperjuangkan, dari para penjajah pada masa lalu, yang sekarang penjajahnya sudah tidak ada,” sebut Gubernur. 

Menurut Gubernur, kondisi Gedung Juang ’45 yang di dalamnya ada Museum Djoeang ’45 sudah lebih baik dan representatif sebagai museum setelah melalui berbagai upaya pemugaran dan perbaikan. Sehingga nantinya akan dapat menarik minat masyarakat, khususnya anak muda untuk datang dan mempelajari sejarah dari berbagai cerita dan peninggalan masa lalu di dalamnya.

“Kalu kita ke Rusia atau Belanda, setiap masuk ke negara itu (perjalanan wisata), yang pertama dibawa adalah ke museum. Inilah pentingnya generasi muda memahami sejarah, agar tumbuh rasa cinta tanah air. Meskipun tak semua orang bisa mahir menceritakan tentang sejarah, tetapi tetap mencintai bangsa ini. Jadi omong kosong itu, kalau dia tak mengenal sejarah. Karena dari situ adalah jati diri (bangsa). Sebab Bangsa yang besar, adalah bangsa yang menghargai pahlawannya,” jelas Gubernur.

Ketua DHD Badan Pembudayaan Kejuangan 45 Prov Sumut Mayjen TNI Purn M Hasyim berharap kehadiran museum ini agar generasi muda mau datang dan melihat apa yang ada.

“Ini adalah sejarah bagaimana pahlawan kita khusus yang ada di Sumut, menegakkan perjuangan. Kita bisa lihat, pahlawan yang ada, memang belum jadi pahlawan nasional. Tetapi kita berusaha, karena mereka sudah meneteskan darah dan menyabung nyawa untuk Sumatera Utara ini, sebagai bagian dari Republik Indonesia,” katanya.

Di dalam museum tersebut, Hasyim mengatakan bahwa data sejarah yang dipamerkan mulai tahun 1942 hingga 1949. Tahun-tahun tersebut merupakan masa yang penuh dengan nilai kepahlawanan, yakni saat merebut kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan sampai agresi militer Belanda kembali ke Indonesia.(imc/bsk)

Komentar

Berita Terkini