|

Nezar Djoeli Minta Gubernur Edy Tanggap Jawab Kecemasan Masyarakat dan Peternak Sapi Soal Wabah PMK

Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sumatera Utara Muhammad Nezar Djoeli. (foto: dok) 


INILAHMEDAN - Medan: Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak sapi menyerang lima kecamatan di Kabupaten Deliserdang, Provinsi Sumatera Utara. Kondisi ini sangat meresahkan masyarakat, khususnya para peternak sapi. 

Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sumatera Utara Muhammad Nezar Djoeli mengatakan kecemasan masyarakat dan para peternak sapi harus direspon serius Gubernur Sumut Edy Rahmayadi. 

"Gubernur harus tanggap. Persoalan ini jangan dianggap enteng. Tapi harus serius karena dampaknya cukup luas. Baik di kalangan masyarakat, apalagi di kalangan peternak sapi," kata Muhammad Nezar Dzoeli kepada wartawan di Medan, Jumat (20/05/2022). 

Sebagaimana diketahui, saat ini PMK menyerang 389 ternak sapi di lima kecamatan di Kabupaten Deliserdang. Dua kecamatan di antaranya Percut Seituan dan Tanjungmorawa. Kedua kecamatan ini berbatasan langsung dengan Medan, sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Utara. Dua kecamatan itu juga merupakan jalur utama lalu lintas menyuplai beragam produk barang dan jasa. Termasuk juga kebutuhan daging sapi dan lainnya. 

Menurut mantan anggota DPRD Sumut ini, Gubernur Edy dan jajarannya perlu turun ke lokasi peternakan sapi di Deliserdang dan kabupaten kota lainnya untuk melakukan pendataan sekaligus mengantisipasi guna memutus mata rantai penyebaran PMK ke sapi-sapi yang masih sehat. Bahkan virus ini juga mengejar hewan ternak lainnya yang berkuku belah.  Seperti kambing, domba dan lainnya. 

"Saat ini ada semacam kekhawatiran bagi peternak sapi atas wabah PMK. Mereka menjual sapi-sapinya yang sehat dengan harga murah. Tentu ini menjadi rebutan para tengkulak," katanya. 

Kondisi terburuk jika wabah PMK tidak lekas diantisipasi, kata Nezar, tentu saja wabah ini menjadi kematian bagi ternak sapi yang masih sehat dalam jumlah besar. Dampaknya, pasokan daging sapi akan langka dan menjadi mahal. Apalagi dalam waktu dekat akan ada pemotongan hewan qurban pada perayaan Idul Adha. 

Untuk antisipasi awal, kata Nezar, pengadaan sapi yang masuk Sumut perlu distop sementara. Atau setidaknya sapi yang masuk dilakukan pendataan mengenai riwayat hewan ternak tersebut. "Jangan main masuk saja," katanya. 

Ewin, peternak sapi di Sei Batang Jambu, Kecamatan Percut Seituan, mengaku wabah PMK tentu saja berdampak pada penjualan. 

"Tapi alhamdulillah, wabah PMK bagi peternakan kita masih aman," kata  Ewin yang memiliki jumlah ternak sapinya 87 ekor. 

Ewin berharap kepada pemerintah agar membantu peternak sapi lebih survive terlebih dalam menangani kesehatan hewan ternak. 

"Kita berharap ada kepedulian Gubernur Sumut terhadap para peternak sapi di Sumut," katanya. (imc/bsk) 






Komentar

Berita Terkini