|

Gubernur Edy: Jangan Panik, Kasus PMK di Sumut Masih Terkendali

Gubernur Sumut) Edy Rahmayadi menyampaikan keterangan pers terkait tentang Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak sapi.(foto: bsk)


INILAHMEDAN - Medan: Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menegaskan kembali bahwa kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sapi masih dalam posisi terkendali dengan berbagai langkah penanganan.

Gubernur Edy Rahmayadi mengatakan hal itu menjawab pertanyaan wartawan terkait beredarnya isu keberadaan vaksin serta ketersediaan obat-obatan untuk penanganan hewan ternak yang terindikasi terkena PMK di kantor Gubernur Sumut Jalan Pangeran Diponegoro Medan, Kamis (02/06/2022).

Menurut Gubernur, saat ini penularan PMK memang berada pada posisi sekitar 4.000-an (4.002) ekor yang terindikasi PMK. Gubernur meminta masyarakat untuk tidak panik. Saat ini langkah penanganan terus dilakukan di seluruh kabupaten/kota yang terkena PMK,.

“Dari jumlah itu (terinfeksi PMK), hanya 10 ekor yang mati. Itu pun yang anakan, karena kondisi tempatnya yang kurang baik. Dan langkah penanganan terus kita lakukan. Jadi masyarakat harus tenang,” terang Gubernur.

Kata Gubernur, dari total hewan ternak yang terindikasi PMK, 3.600 (3.683) ekor dinyatakan sembuh. Artinya tinggal 400 ekor yang belum dan masih dilakukan isolasi.

“Kita sudah buat rambu-rambunya di situ (aturan), yakni tidak boleh keluar masuk (perdagangan antar daerah/provinsi) sapi sementara ini. Harus ada surat izin untuk hewan kurban dan harus ada surat pernyataan bahwa ternak tersebut sehat,” jelasnya.

Kemudian, kata Gubernur, bagi hewan ternak yang terindikasi PMK telah disiapkan proses isolasi. Sehingga kondisi saat ini, meskipun masih ada hewan ternak yang terindikasi PMK, masih terkendali dan bisa ditangani pihak terkait.

“Soal status wabah, ya banyak yang mau dinyatakan ini wabah, sehingga semua ditanggung oleh pemerintah. Kalau itu, nanti buntutnya ngejarnya ke sana itu. Wabah itu, kalau tidak ada obat, mati begitu banyak. Itulah wabah,” katanya menjawab keresahan masyarakat tentang penetapan PMK sebagai wabah.

Gubernur menjelaskan, meski belum ada vaksin disiapkan untuk penanganan PMK, namun pemerintah menjamin ketersediaan obat dan vitamin untuk diberikan kepada hewan ternak. Seperti yang ada saat ini, sebagian besar hewan bisa sembuh dengan bantuan intensif pengobatannya.

“Vaksin belum ada. Obat antibiotik dan vitamin yang dilakukan. Ada isu miring katanya obat-obatan tak ada, mahal, bohong. Itu orang yang tak bertanggung jawab menyatakan itu, sehingga petani ini menjual lebih cepat atau dipotong,” pungkas Gubernur yang meyakinkan bahwa pemerintah mendukung penyediaan obat-batan untuk itu.(imc/bsk)

 


 


Komentar

Berita Terkini