|

RAD Diharapkan Solusi Atasi Penyakit Menular dan tidak Menular


INILAHMEDAN - Medan: Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Anung Sugihantono berharap rapat koordinasi teknis (rakontek) Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara bersama dinas kesehatan kabupaten/kota di Sumut menjadi solusi untuk menyelesaikan persoalan penyakit menular dan tidak menular.

"Out putnya menyusun rencana aksi daerah (RAD) untuk menyelesaikan berbagai persoalan seperti TB, imunisasi dan penyakit tidak menular. Itu yang kita harapkan. Jadi masing-masing daerah mempunyai rencana aksi untuk menyelesaikan itu semua. Artinya, masing-masing daerah mempunyai kegiatan konkret," tegas Anung usai rakontek kolaborasi provinsi dan kabupaten/kota dalam penguatan pencegahan dan pengendalian penyakit menuju cakupan kesehatan semesta, Minggu (21/04/2019).

Anung menyoroti seluruh kabupaten di sekitaran Danau Toba. Sebab, menurut Anung, penemuan kasus TB di sana cukup lambat.

"Sekitar Danau Toba hampir semua kabupaten di sana menemukan kasusnya lambat. Kemudian di Kota Medan sendiri juga lambat termasuk imunisasinya," bebernya.

Dirinya juga berharap dana yang digelontorkan Kemenkes RI dapat terserap dengan efisien. Artinya, kalau anggaran itu ada hasil yang lebih maksimal.

"Tentu akan menjadi bahan pertimbangan untuk tahun depan kita akan memberikan anggaran yang lebih, karena kegiatan itu bisa dipakai sebagai contoh inovasi bagi daerah-daerah lainnya," jelasnya.

Untuk itu, dirinya meminta masing-masing daerah memiliki cara atau inovasi untuk melaksanakan rencana aksinya masing-masing di tahun ini agar persoalan penyakit menular dan tidak menular dapat teratasi. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Agustama melalui Kepala Bidang P2P Dinkes Sumut NG Hikmet menerangkan rapat koordinasi teknis ini untuk membahas hal teknis mengenai pencegahan dan pengendalian penyakit menular maupun tidak menular, seperti penanggulangan TB, cakupan imunisasi, diabetes, hipertensi dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

"Itu dalam beberapa tahun ini mau kita kejar, mau lebih spesial kita tangani. Terutama TB Paru, kita mau kejar eliminasi pada 2030. Kemudian cakupan imunisasi belum meningkat. Ini kita mau cari cara rencana aksi daerah supaya bisa meningkat cakupan imunisasi terutama imunisasi dasar lengkap," jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan Hikmet, rakontek ini juga akan membahas penanggulangan penyakit tidak menular, terutama faktor risiko seperti perilaku. Sebab, banyak penyakit tidak menular yang berbahaya yang banyak mengeluarkan biaya pelayanan kesehatannya. 

"Ini dikarenakan perilaku yang salah seperti pola makan. Nah itu yang mau kita masyarakatkan, supaya masyarakat mau memperbaiki itu. Kalau itu diperbaiki masyarakat punya kualitas hidup yang bagus, sehingga memiliki produktivitas yang tinggi," tandasnya. 

Begitu juga dengan permasalahan stunting. Menurut dia ini juga berkaitan dengan faktor imunisasi. 

"Dengan program kita yang lain seperti kecacingan. Cacing ini juga bisa menurunkan daya tahan tubuh. Gizi yang dimakan, juga dimakan cacing. Darah HB menurun dan akhirnya gizi yang dimakan juga berkurang. Juga dengan penyakit-penyakit yang tidak menular juga menganggu gizi. Maka anak yang dilahirkan berikutnya kita sanksikan akan stunting. Jadi stunting itu banyak hal yang harus ditangani. Bahagian kecil itu ada di bagian P2P," tuturnya. (imc/fat)

Komentar

Berita Terkini