|

Anak-anak Sumut Bedah Medsos dan Keberagaman dalam Film dan Teater


INILAHMEDAN - Medan: Perkembangan teknologi dan kecanggihan integrasi jaringan telah menjadikan internet sebagai bagian penting kehidupan masyarakat.

"Bahkan Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan pengguna internet terbesar di dunia. Tahun 2016 jumlahnya sekitar 88,1 juta. Dan tahun 2017 jumlahnya sekitar 132,6 juta. Jumlah ini naik 51 persen," kata Direktur Eksekutif Pusat Kajian Perlindungan Anak (PKPA) Keumala Dewi pada acara Penganugerahan Festival Film Anak (FFA) dan Festival Teater Anak (FTA) tahun 2018 di Hotel Garuda, Medan, Sumut, kemarin.

Menurut Keumala, data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebutkan sepanjang 2017 ada 13.829 konten negatif berupa ujaran kebencian yang marak di media sosial.

"Atas pertimbangan itu menjadi dasar bagi PKPA untuk mengangkat tema merawat keberagaman melalui media sosial. Ini juga menjadi bagian ulang tahun ke-22 Yayasan PKPA," katanya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Sumatera Utara, Nurlela, sangat mengapreasiasi konsistensi PKPA yang telah 12 tahun rutin melaksanakan festival film dan teater anak sebagai bagian kampanye perlindungan anak.

“Kedua festival ini sangat merangsang anak untuk berfikir kreatif dan film merupakan media hiburan yang edukatif yang diterima semua kalangan saat ini. Film dapat menumbuhkan minat dan potensi anak sehingga mereka dapat berolah pikir dan olah fisik,” kata Nurlela.

Penjurian film dan teater FFA dan FTA 2018 yang dilakukan Onny Kresnawan (SFD), Opik Pradana (Opic Picture), Keumala Dewi (PKPA), Edy Siswanto (pegiat teater), Suryadi (Dinas P3A Sumut) dan Meutia Anggraini (Forum Anak Kelurahan Deli Tua), memutuskan juara I untuk kategori film fiksi adalah Syndrome produksi Ninestar Community, juara II Luntur Jadi Mujur produksi Youth Sahabat Kota Community, juara III Paham produksi Tripart.

Juara I-III film kategori dokumenter adalah Metamorfosis produksi Movie Maker Muslim Medan, My Life My Coice produksi Syafakha Production fan Anak Warnet produksi Pibar Production.

Pemenang kategori teater juara I-III adalah Mimpi Syafira 2 dari Teater 8, Rumah Air Mata dari teater Teknos dan juara III Seribu Wajah dari teater Eceng Gondok.

Festival ini juga memilih Rangga Surbakti sebagai sutradara terbaik untuk film fiksi berjudul Syndrome, Farhan Gani Lubis (kameramen terbaik film Hoax), Rangga dan Afif Khadadi sebagai editor terbaik untuk film berjudul Syndrome, Gurti Mahfi Syahfurtra sebagai pemeran terbaik pria untuk film Syndrome dan Tasya Widya Jayantika sebagai pemeran perempuan terbaik untuk film Privacy.

Kategori pemenang terbaik kategori film dokumenter adalah Mardiansyah sebagai kameramen terbaik dalam film berjudul Anak Warnet, Imam Syuhada As-Salim sebagai editor dan sutradara terbaik untuk film Metamorfosis. 

Seluruh pemenang FFA dan FTA ini, selain menerima piala dan sertifikat juga memperoleh uang tunai dari panitia yang didukung sponsor Kinder not Hilfe (KNH), Trirta Sibayakindo dan Universitas Medan Area. (imc/rel)



Komentar

Berita Terkini